SOREANG, Balebandung.com – Jelang Hari Raya Idul Adha 1439 Hijriyah yang jatuh pada 22 Agustus, para penjual hewan qurban makin menjamur di berbagai tempat, tak terkecuali di Kabupaten Bandung.
Untuk hal itu, Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, SH,S.Ip.,M.Ip mengimbau kepada masyarakat agar lebih cermat dalam memilih hewan qurban. Menurutnya, hewan seperti sapi, domba, kambing atau kerbau harus memiliki standar yang baik dan syariat juga menurut Islam.
“Saya imbau masyarakat agar cermat dalam memilih dan membeli hewan yang akan diqurbankan. Selain sesuai syariat Islam, hewan qurban harus sehat, tidak kurus, cacingan, cacat, dan kalau jantan tidak dikebiri. Selain itu badannya harus gemuk, dagingnya banyak dengan fisik sempurna,” urai bupati.
Dia menyebutkan, lokasi tempat hewan qurban dijual juga harus menjadi pertimbangan, karena lingkungan kandang jualan pelapak akan mempengaruhi kesehatan hewan. Jika dekat dengan tempat sampah, kata bupati, hewan akan rentan terkena penyakit, bau busuk, bahkan lalat dan binatang lainnya.
“Kita juga mempertimbangkan tempat dijualnya hewan qurban dan asal muasal hewan ini dikirim. Karena usia ideal hewan qurban itu sudah ada standarnya. Misalnya untuk kambing dan domba harus berusia 12-18 bulan, sedangkan untuk sapi atau kerbau idealnya harus berusia 22 bulan atau sekitar 2 tahun. Dan jika lingkungan lapak jualnya kurang memadai, hewan akan mudah terkena penyakit,” kata Dadang.
Bupati mengatakan, dalam momentum Idul Adha setiap tahun para peternak hewan sapi dan kambing memanfaatkannya, sebagai ajang untuk meningkatkan perekonomian. Namun untuk itu, perlu ada kepastian bahwa hewan yang akan digunakan untuk berqurban adalah hewan yang sehat, cukup umur dan sudah diberi label layak disembelih oleh tim pemeriksa kesehatan hewan qurban.
“Kita berharap tidak ada temuan hewan berpenyakit jelang Idul Adha nanti. Maka, kehadiran tim dari Dinas Pertanian ini diharapkan bisa meminimalisir peredaran hewan qurban berpenyakit. Jangan sampai ditemukan hewan yang cacingan beredar di pasaran,” tegasnya.
Selain itu , hewan ternak asal Kabupaten Bandung akan didistribusikan ke wilayah Bandung Raya. Untuk itu Bupati mengimbau kepada masyarakat agar cermat membeli dengan memperhatikan label yang sudah diberikan kepada hewan yang sudah diperiksa oleh tim kesehatan hewan qurban.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Bandung H.Ir.Tisna Umaran menyebutkan, pada pelepasan tim pemeriksa tersebut selanjutnya akan ditugaskan juga 250 orang tim yang akan melakukan pemeriksaan hewan qurban di 574 lapak.
“Tim ini secara keseluruhan sudah kita berikan pelatihan, baik dari segi medis, pemeliharaan hewan, cara penyembelihan, dan lainnya. Sebanyak 250 orang akan disebar untuk melakukan pemeriksaan kesehatan hewan di 31 kecamatan,” ujar Tisna.
Pihaknya pun sudah melakukan persiapan untuk pemeriksaan hewan qurban yang ada di Kabupaten Bandung tahun ini, dintaranya pengadaan sarana dan prasarana 24.500 label sehat , baligo, leaflet,banner, bimbingan teknis pemotongan dan pemeriksaan post mortem untuk 120 orang DKM/panitia qurban, bimbingan teknis untuk 100 petugas lapangan, Bimtek lalulintas untuk 50 orang, surat edaran kepada camat, pembentukan tim, pelepasan tim, pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan postmortem.
Data sementara pemeriksaan antemortem wilayah Kab Bandung sampai tanggal 15 Agustus 2018, diantaranya sudah dilakukan kepada 71 pedagang yang tersebar di 12 Kecamatan yakni Banjaran, Nagreg, Cileunyi, Cimenyan, Cilengkrang, Dayeuhkolot, Margahayu, Pasirjambu, Pacet, Soreang, Katapang, dan Cangkuang.
“Jumlah yang sudah diperiksa tercatat sapi 3.232 ekor, domba 1.299 ekor, kambing 4 ekor. Dari hasil pemeriksaan itu, jumlah sehat dan layak sapi 3.073, domba 1.239, kambing 4 ekor. Sedangkan untuk jumlah yang dilabeli diantaranya sapi 2.850 ekor, domba 1.134 ekor, kambing 4 ekor.
Dan hasil pemeriksaan hewan yang sakit, ditemukan sapi 16 ekor, domba 15 ekor dengan penyakit pink eye, orf, papilloma. “Semua hewan yang diperiksa ini berasal dari beberapa daerah, kalau sapi berasal dari Jawa, Bandasari dan Jatisari, domba berasal dari Cisewu dan beberapa daerah lokal di Kabupaten Bandung,” pungkasnya.***