SOREANG – Pemkab Bandung bergerak cepat dalam menangani banjir yang melanda 10 kecamatan di wilayah Kabupaten Bandung. Selain penanganan bencana banjir, Pemkab Bandung pun terus berupaya melakukan penanggulangan supaya musibah serupa bisa diminimalisir.
Salah satunya harus memfungsikan lagi titik-titik tangkapan air. ”Situ Pangkalan atau Situ Kamojang harus dihidupkan lagi,” sebut Bupati Bandung, H. Dadang M. Naser, Kamis (1/3/18).
Selain itu, Dadang berharap berbagai pihak yang berkepentingan mulai dari Perhutani, PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk lebih serius dalam menangani persoalan hulu Sungai Citarum.
Dadang menilai, kejadian banjir kali ini lebih besar dari musibah yang terjadi sebelumnya. Hal ini terlihat dari banjir yang sampai melanda kawasan Masjid Agung Majalaya.
‘’Hutan di kawasan hulu sudah rusak. Kalau terus dibiarkan, kejadiannya bisa lebih parah dibanding banjir bandang Garut,’’ tegas Dadang.
Untuk diketahui, Pemkab Bandung beberapa waktu lalu sudah menggulirkan Gerakan Sabilulungan Tanam Pohon Kesayangan (Satapok) di petak 73 Gunung Wayang Windu, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. Untuk memastikan pohon yang ditanam tetap tumbuh, Pemkab Bandung menyiapkan ratusan petani untuk memeliharanya.
Para pemilik pohon dapat menitipkan biaya perawatan pohon kepada para petani tersebut. Setelah enam bulan, pemilik pohon akan memperoleh sertifikat pohon dari Pemkab Bandung. Satapok ini melibatkan individu, kelompok dan lembaga untuk menanam pohon di kawasan hulu Citarum.
Tapi, tukas bupati, kerusakan hutan di kawasan hulu Citarum sangat parah. “Semua harus terlibat, terutama para pemangku kepentingan seperti Perhutani, PTPN VIII dan BKSDA,’’harap Dadang.
Warga Ibun Bersihkan Rumah Terdampak Banjir
Sementara itu, komunikasi yg intens dan solid secara digital menjadi kunci Sabilulungan bersihkan 1.200–an rumah terdampak banjir di Desa Tangulun, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Kamis (1/3) pagi.
Camat Ibun Ika Nugraha mengatakan, pihaknya berkomunikasi awal hanya melalui pesan instan WhatsApp ketika banjir melanda 7 RW di desa tersebut.
“Setelah itu saya ajak mereka berkumpul untuk bahas rencana aksi. Lalu, Selasa (27/2) kemarin kami kumpul di lokasi dan saya konsolidasikan semua. Saya ajak kita semua untuk sabilulungan bersihkan dampak banjir,” kata Ika.
Dalam gotong royong hadir sedikitnya 100 elemen masyarakat. Selain dari Kecamatan Ibun dan Desa Tenggulun, juga hadir 30 aparat Polsek Ibun hingga TNI. Sisanya berasal dari masyarakat, para korban terdampak banjir itu sendiri.
Ika menjelaskan, pihaknya hanya memfasilitasi alat kebersihan dan kendaraan PD Kebersihan untuk mengangkut material bawaan banjir. Akan tetapi, respon warga sangat tinggi guna sabilulungan bersihkan lingkungannya sendiri.
“Kami mulai sejak pagi tadi dan akan selesai jam 14.00 WIB. Namun ini akan berlanjut sampai besok pagi karena baru 70 persen yang bisa dibersihkan, sisanya akan kami bersihkan mulai besok,” pungkasnya. []