CIMAUNG, Balebandung.com – Motto pembangunan Sabilulungan yang diusung oleh Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, S.H, S.Ip, M.Ip, sudah semestinya diterapkan pada seluruh program kegiatan di lingkungan Pemkab Bandung.
Termasuk dalam mendukung dan mengimplementasikan program Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS). Program yang mengangkat perempuan sebagai motor penggeraknya ini, pada tahun 2019 menyasar RW 7 Kampung Babakan Kiara, di Desa Malasari Kecamatan Cimaung.
Penetapan lokasi itu sendiri, sudah terpayungi Keputusan Bupati Bandung Nomor 411.4/Kep.656-DP2KBP3A/2018 tentang Desa Malasari Kecamatan Cimaung sebagai Lokasi Desa/Kelurahan Binaan untuk Pelaksanaan P2WKSS Tahun 2019.
Dan merujuk pada keputusan bupati tersebut, Kampung Babakan Kiara ditetapkan menjadi sasaran untuk di rechecking (dinilai kembali) oleh Tim Penilai P2WKSS Provinsi Jawa Barat (Jabar) pada Oktober mendatang. Sebelumnya, telah dilakukan verifikasi awal pada 12 Maret lalu.
Data Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung mencatat, daerah di bawah kepemimpinan Camat Cimaung Faisal Sulaeman ini, memiliki permasalahan sosial yang belum tertuntaskan secara menyeluruh. Terutama masalah perilaku hidup sehat yang masih jauh dari harapan.
“Masih banyak warga yang Buang Air Besar (BAB) sembarangan. Mungkin ini menjadi pertimbangan, pada tahun 2019, Desa Malasari masuk pada penilaian dan rechecking Provinsi Jabar. Mudah-mudahan program P2WKSS, bisa menjadi solusi,” ucap Camat Cimaung Faisal Sulaeman saat Rakor Tim Pembina P2WKSS Kab Bandung di Aula Rapat Kantor DP2KBP3A di Soreang, Kamis (20/6/19).
Rakor melibatkan sejumlah perangkat daerah (PD) terkait dan dihadiri Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kab Bandung, Hj. Kurnia Agustina Dadang M. Naser.
Dalam kesempatan itu, Faisal mengatakan P2WKSS bisa membuka ruang bagi masyarakat terutama kaum perempuan, untuk bisa berkarya dan berpartisipasi memajukan daerahnya dari berbagai aspek.
Oleh karenanya camat mengajak kepada masyarakat untuk bisa mengoptimalkan kemampuan yang ada. “Bisa tenaga ataupun pikiran. Saling bahu membahu, dalam hal ini ikut peduli pada lingkungan dan menjaga alam,” imbuhnya.
Sekretaris DP2KBP3A Kabupaten Bandung H. M. Haerun, S.H, M.H menuturkan bahwa progres pembangunan melalui pembinaan program P2WKSS sampai dengan bulan Juni ini, sudah mencapai 50 persen. Ditargetkan pada bulan Agustus, sudah bisa mencapai 90 hingga 100 persen. Sebab di bulan September lanjut Haerun, pihaknya harus segera menyusun laporan untuk diserahkan ke Provinsi Jawa Barat.
Menyikapi persoalan-persoalan yang ada, bersandar pada motto Sabilulungan, Haerun mengatakan seluruh PD di lingkup Pemkab Bandung secara kebersamaan dan didasari tanggungjawab, mengerahkan segala upaya. “Baik itu secara fisik maupun non fisik, yang tentunya bersinergis dengan program P2WKSS ini,” ungkap Haerun.
Sebut saja, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) memberikan pembinaan berupa pelatihan olahan makanan dan kemasan. Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispakan) membangun Greenhouse, Cooking Class dan melakukan pemeriksaan sampel keamanan pangan.
Kemudian Dinas Pertanian (Distan) memberikan bibit tanaman, ternak domba, bantuan alat pengolah daging serta bimbingan teknis pengolahan daging. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) menyediakan layanan perekaman e-KTP, pencetakan Kartu Identitas Anak (KIA) dan Akta Kelahiran serta bantuan dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) berupa sarana prasarana olahraga.
Pada bidang lingkungan, tambah Haerun, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memberikan motor dan roda sampah, menggelar pelatihan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA), mensosialisasikan bagaimana mengelola Lubang Resapan Biopori (LRB), komposter dan Bank Sampah. Dinas lainnya yakni Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) memberikan pembinaan, bagaimana masyarakat setempat dapat mengenal perpustakaan dan mendirikan Pojok Baca. Sedangkan Dinas Perhubungan (Dishub), dari aspek fisik memberikan Traffic Cone, Helm dan secara non fisik mensosialisasikan ’Safety Riding’.
Sementara dalam menyikapi permasalahan BAB sembarangan, kata Haerun, Pemkab Bandung melalui Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) memberikan bantuan berupa sarana prasarana Mandi Cuci Kakus (MCK) dan penyediaan air bersih.
“Tak hanya persoalan BAB ini yang kita tuntaskan, namun permasalahan sosial lainnya, kita rempug secara sabilulungan agar Kp. Babakan Kiara dapat maju dan mandiri dalam perkembangan zaman yang sudah semakin berdaya saing,” pungkas Haerun.
Sinergitas melalui semangat sabilulungan ini tidak saja tertanam di internal Pemkab Bandung. Menurut Hairun, melibatkan pihak lain antara lain unsur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Raharja dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kertaraharja. PDAM berkontribusi secara fisik memberikan mesin jahit, sedangkan BPR dari aspek non fisik mensosialisasikan tentang literasi keuangan.***