CIPEUNDEUY – Para petani ikan jaring terapung (japung) di perairan Waduk Cirata, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB), memulai kembali melakukan penanaman ikan. Hal ini setelah selama tiga bulan terakhir proses itu tidak bisa dilakukan akibat cuaca ekstrim di mana hujan turun terus menerus.
“Selama tiga bulan petani tidak bisa menanam ikan. Tapi sekarang mereka sudah mulai melakukan penanaman kembali,” ungkap Ketua Asosiasi Petani dan Budi Daya Ikan Waduk Cirata (Aspindac) Sundaya, Kamis (3/3/16).
Sundaya mengatakan kondisi perairan di Waduk Cirata pada saat musim penghujan sangat tidak mendukung untuk budidaya ikan. Bahkan banyak ikan yang mati akibat terjadi upboaling atau naiknya air di dasar waduk ke permukaan sehingga membuat ikan keracunan dan mati.
Sedangkan saat ini, kata dia, kondisi perairan di Waduk Cirata sudah kembali normal. Walaupun hujan masih beberapa kali turun, tapi sinar matahari juga ada sehingga membuat perairan menjadi hangat.
Dia menyebutkan populasi ikan di Waduk Cirata berkisar antara 40 sampai 50 ton yang terdiri dari jenis ikan emas, patin, dan nila. Selama terjadi cuaca ekstrem dalam rentang waktu Desember 2015 sampai Februari 2016, petani japung mengurangi menanam ikan emas dan memperbanyak ikan nila.
Dipilihnya ikan nila karena ikan tersebut cenderung memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat dibandingkan dibandingkan ikan emas. Akan tetapi saat ini justru terjadi fenomena di mana banyak ikan nila mati akibat terserang virus herves. Padahal herves itu biasanya menyerang ikan emas.
“Saya mensinyalir serangan virus herves tak bisa dilepaskan dari populasi gulma eceng gondok yang penyebarannyamakin luas di Waduk Cirata ini,” kata dia. (fik)