SOREANG – Menyusul pelaksanaan Sensus Ekonomi Tahun 2016 yang dimulai Senin (2/5/16), Bupati bandung, H. Dadang Mochamad Naser, S.H, S.Ip, M.Ipol meminta kepada warganya untuk memberikan data yang benar, transparan dan apa adanya kepada para petugas sensus. Karena data tersebut akan memberikan gambaran kondisi ekonomi yang tengah terjadi di masyarakat.
“Data tersebut nantinya akan digunakan oleh pemerintah dalam penentuan kebijakan di bidang ekonomi, oleh karena itu datanya harus benar dan tidak perlu ditutup-tutupi,” kata Dadang usai disensus ekonomi dari Desa Pamekaran Kecamatan Soreang di rumah dinasnya, Senin (2/5/16).
Dalam tanya jawab tersebut, bupati mengungkapkan adanya bisnis lain yang bergerak di bidang pakaian. Bisnis ini dikelola sejak Tahun 2001 silam, jauh sebelum dirinya menjabat sebagai Bupati Bandung. “Sehari-hari bisnis pakaian ini dikelola oleh keluarga di Ciparay,” kata Dadang.
Kepala BPS Kabupaten Bandung Ir. Basworo menyebutkan Sensus Ekonomi 2016 di Kabupaten Bandung ini mengerahkan 5.623 petugas yang tersebar di 270 desa, 10 kelurahan dan 31 kecamatan. Mereka akan bertugas selama satu bulan penuh mulai 2 s/d 31 Mei 2016. Setiap petugas dilengkapi rompi khusus dan topi di samping papan nama.
“Saya mohon jika para petugas datang ke masing-masing rumah warga untuk diterima dengan baik dan berikan jawaban yang benar kepada petugas seputar penghasilan, pengeluaran dan bisnis atau pekerjaan yang tengah dihadapinya,” kata Basworo.
Khusus untuk pedagang kaki lima, pencacahan akan dilakukan di rumahnya masing-masing. Lain halnya dengan pedagang yang memiliki jongko tetap, pencacahan, menurut Basworo dilakukan di jongko mereka. “Yang mempunyai jongko atau tidak, pencacahan akan tetap dilakukan,” tambahnya.
Sensus Ekonomi kata Basworo dinilai penting, karena akan memberikan gambaran kondisi ekonomi pada 10 tahun terakhir. Selain itu, dari sensus ekonomi bisa terlihat bisnis apa yang banyak dilakukan oleh penduduk suatu desa atau kecamatan. “Nantinya bisa digambarkan pula, beberapa wilayah yang dianggap sudah jenuh dalam bisnis tertentu,” kata Basworo.
Tahun 2015, BPS mencatat perekonomian Kabupaten Bandung yang diukur dengan PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 80,75 triliun. Sedangkan PDRB atas harga konstan sebesar Rp. 28,94 triliun. Data tersebut mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp. 8,1 triliun, sementara PDRB atas harga konstan naik sebesar Rp. 1,5 triliun pada tahun sebelumnya.