SOREANG, Balebandung.com – Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung Dadang M Naser mengaku di internal partainya sudah mulai ramai diperbincangkan beberapa kader Golkar yang ingin mencalonkan diri sebagai Bupati Bandung periode 2021-2026. Menurut Dadang siapapun mencalonkan diri akan ditentukan oleh keputusan DPP Golkar.
“Memang sudah mulai ramai, di Golkar juga ada beberapa kader yang ingin mencalonkan sebagai Bupati Bandung,” kata Dadang kepada wartawan, Minggu (7/7/19).
Dadang menyebut beberapa kader Golkar yang ramai diperbincangkan akan maju di Pilkada Kabupaten Bandung 2020 antara lain Anang Susanto Ketua DPRD Kab Bandung yang lolos sebagai anggota DPRD Jabar, Dadang Supriatna dari Komisi D DPRD Kab Bandung yang juga anggota DPRD Jabar terpilih, Deding Ishak mantan anggota DPR RI, Yoga Santosa dan Cucu Sugyati anggota DPRD Jabar.
“Berarti ada lebih dari lima kader Golkar yang berniat maju di Pilkada. Bahkan ada Ferry Mursyidan Baldan mau maju juga jadi calon bupati. Kabarnya Ferry juga mau masuk ke Golkar lagi, tapi saya belum tahu kelanjutannya,” ungkap Dadang yang juga menjabat Bupati Bandung periode 2016-2021 ini.
Nantinya, imbuh Dadang, para calon yang maju di Pilkada Kabupaten Bandung itu akan mengikuti mekanisme Partai Golkar yang salah satunya ditentukan lewat polling.
“Nantinya kader yang mencalonkan akan dintentukan lewat polling oleh DPP dan DPP juga yang memutuskan siapa kader yang berhak maju,” jelas pria yang akrab disapa Kang DN ini.
Ditanya soal koalisi, Dadang menyatakan pihaknya pasti menerima koalisi dengan partai manapun. “Memang sudah ada parpol yang mulai pendekatan ke Golkar, tapi kita lihat juga rasionalisasinya nanti bagaimana, apakah akan koalisi atau maju sendiri. Kalau calon bupatinya banyak mungkin Golkar juga bisa maju sendiri karena kuota kursinya sudah memenuhi,” tukasnya.
Begitu pun soal pasangan calon dari kalangan artis, Dadang menyatakan tidak akan memilih pasangan calon dari kalangan artis. “Kita tidak mau dari artis. Apalagi artis yang hanya mengandalkan popularitas, tapi tidak punya pengetahuan dan pengalaman dalam pemerintahan. Kecuali kalau artisnya seorang aktivis dan mengerti pemerintahan, ya kita dorong. Kalau artisnya cuma bisa main sinetron ya, kasihan nanti rakyat Kabupaten Bandung,” tutup Dadang. ***