SOREANG, Balebandung.com – Naiknya harga daging sapi di pasaran, sedikit berpengaruh pada kegiatan pemotongan hewan di Rumah Potong Hewan – Meat Business Center (RPH-MBC) Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung.
Di RPH milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung tersebut, dalam kondisi normal rata-rata dilakukan pemotongan sebanyak 22 hingga 25 ekor sapi per harinya. Namun sejak awal tahun ini, berkurang menjadi rata-rata 19 ekor per hari.
“Kalau di RPH kegiatan motong masih berjalan seperti biasa. Memang ada pengurangan, sejak tanggal 1 Januari hingga sekarang itu hanya 19 ekor sapi per harinya. Hal ini karena dampak kondisi harga sapi meningkat tajam di tingkat global,” ungkap Kepala UPTD RPH Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Cecep Hendrayadi di Baleendah, Senin (25/1/2021).
Harga jenis sapi Bx atau Australia saat ini, urai Cecep, berat hidup berkisar antara Rp. 48.000 hingga Rp. 51.000 per kilo. Naik dari harga semula yang berkisar antara Rp.43,500 hingga Rp. 44.500 per kilo.
“Sementara harga karkas (tulang daging) saat ini berkisar antara Rp. 93.000 hingga Rp. 95.000 per kilonya. Adanya kenaikan ini, membuat sebagian bandar beralih ke sapi lokal atau Jawa,” ungkap Cecep.
Untuk harga sapi lokal saat ini, lanjut Cecep, berat hidup sekitar Rp. 45.500, harga karkas Rp. 91.000, dan harga daging has di pasaran berkisar antara Rp. 115.000 hingga Rp. 125.000 per kilo.
Meski terjadi kenaikan harga, hingga saat ini pihaknya belum mendapat surat tembusan akan adanya demo dari Asosiasi Pedagang Daging Seluruh Indonesia (APDASI) Kabupaten maupun Kota Bandung.
“Hingga saat ini situasi masih bisa dikatakan berjalan kondusif. Kalau harga sudah tidak terkendali, biasanya Disperindag akan meminta daging frozen ke Bulog, yang akan diluncurkan ke pasar (operasi pasar) untuk menstabilkan harga,” kata Cecep.***