BALEENDAH – Daya Mahasiswa Sunda Cabang Kabupaten Bandung (Damas Cakaba) sukses menggelar Pasanggiri Pop Sunda Antar Pelajar se-Kabupaten Bandung, yang dihelat selama tiga hari di Bale Pasini, Jalan Jaksa Naranata 10 Baleendah.
Pasanggiri Pop Sunda ini menghasilkan para juara dari kategori Pelajar SD, SMP dan SMA sederajat, antara lain Juara 1 dari SDN Sukamukti 1 Katapang atas nama M Aril Sidik, Juara 1 dari SMPN 1 Cileunyi oleh Kania Nayla dan Juara 1 Kategori SMA oleh Ridwan Y dari SMK Pasundan 2 Banjaran.
Para juara 1, 2, dan 3 dari tiap kategori meraih piala tetap, trophy bergilir, sejumlah uang pembinaan dan sertifikat penghargaan. Pasanggiri digelar dalam rangka Milangkala Damas ka-62 yang diperingati setiap tanggal 14 Oktober, bekerjasama dengan media online Balebandung.com dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung.
Ketua Damas Cakaba Erik Achmad Albar mengatakan animo kalangan pelajar dan sekolah terhadap seni budaya sunda khususnya genre pop sunda terbilang cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan membeludaknya peserta sehingga panitia terpaksa harus menolak beberapa calon peserta saat pendaftaran sudah ditutup.
“Sampai pendaftaran ditutup pun masih beberapa calon peserta yang ingin mendaftar. Karena peserta sudah melebihi kuota yang kami targetkan, terpaksa ada calon pendaftar yang kami tolak,” ungkap Erik dalam sambutan puncak acara Pasanggiri Pop Sunda, Sabtu (18//11/18).
Bukan dari segi peserta saja, imbuh Erik, dari para stakeholder terkait dan para tokoh seni budaya sunda dan pihak sponsor pun, baik dari kalangan pemerintah maupun swasta, menurutnya melampaui dari apa yang diharapkan. Hal ini kata Erik menunjukkan masih banyak yang peduli dalam upaya mendukung dan melestarikan seni budaya sunda.
“Saya selaku Pupuhu Damas Cakaba, menghaturkan beribu terima kasih kepada yang sudah mendukung kegiatan Pasanggiri Kawih Asuh Barudak dan Pop Sunda ini,” ucap Erik.
Suksesnya Pasanggiri Pop Sunda antar Pelajar ini, kata Erik, merupakan sinyal positif perhatian semua pihak dalam menjaga, memelihara dan mengembangkan budaya sunda, khususnya Basa Sunda. “Sudah seharusnya, agenda-agenda seni yang konsisten dan berkelanjutan dilaksanakan oleh suatu organisasi atau komunitas,” tandas Erik. ***