BALEKOTA – Antisipasi curah hujan ekstrim yang akan melanda Kota Bandung hinga akhir tahun mendatang dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah melakukan pembongkaran bangunan-bangunan yang menghalangi aliran drainase.
“Ada beberapa penghalang yang menyebabkan Sungai Citepus meluap, yaitu kondisi jalan masuk ke kawasan pemukiman dan pertokoan yang letaknya lebih rendah sehingga menghalangi laju air,” jelas Kepala Bidang Perencanaan Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung, Lisa Surya Lestari saat Bandung Menjawab di Media Lounge Bale Kota Bandung, Selasa (15/11/16).
Lisa menyebutkan, DBMP telah melakukan 13 kali pembongkaran, yaitu 9 titik di Babakanjeruk dan 4 titik di Pagarsih. Di Babakanjeruk, titik-titik pembongkaran sebagian besar adalah jalan masuk rumah. Sedangkan di Pagarsih sebagian besar adalah jalan masuk ke gang pemukiman penduduk dan pertokoan.
“Jalan-jalan yang sudah dibongkar itu akan ditinggikan oleh kami agar posisinya tidak seperti sekarang,” ungkapnya.
Menurutnya pada musim hujan kali ini ada tiga titik banjir utama yang menjadi perhatian, yaitu di sepanjang Jalan dr. Djundjunan, Jalan Pagarsih, dan wilayah Gedebage. DBMP pun melakukan penanganan berbeda di tiap-tiap titik.
“Untuk mengantisipasi banjir di Jalan dr Djundjunan, kami akan membongkar jalan rumah, memperlebar saluran drainase di depan Hotel Topas, dan memindahkan jalan masuk Hotel Topas ke sebelah barat dari lokasi yang ada,” terang Lisa.
Sementara itu di Jalan Pagarsih, penanganan akan dilakukan dengan pembongkaran di Gang Sereh dan dilanjutkan ke jalan masuk lainnya yang dinilai menghambat aliran air.
Sedangkan di Gedebage perlu dilakukan pengerukan sedimen beberapa tempat, diantaranya di Jalan Rumah Sakit di mana terdapat penampungan air di Jalan Soekarno Hatta menuju Perumahan Pinus untuk dipompakan ke Sungai Cinambo Baru.
“Kami juga telah merencanakan penanganan jangka menengah dengan pembuatan danau retensi di 5 titik. Saat ini sedang tahap pengkajian. Kalau tidak ada halangan, tahun 2017 kita akan mulai konstruksi. Sekarang sedang survei lokasi,” terang Lisa.
Hingga kini ada 3 lokasi yang sudah siap dibuat danau retensi, yaitu di Babakanjeruk seluas 1.000 m2, Sirnaraga seluas 6.000 m2, dan Bima seluas 2.000 m2.
“Kalau Gedebage belum siap karena masih harus berkoordinasi dengan DPKAD (Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah) terkait luas lahan dan peruntukannya,” imbuh Lisa.
Pihaknya pun mengimbau warga agar membuat sumur resapan di rumahnya masing-masing untuk mengantisipasi cuaca ekstrim yang akan mencapai puncaknya pada akhir tahun mendatang.
“Kami akan segera menyebarkan leaflet ke masyarakat terkait bentuk sumur resapan yang bisa dibuat dengan sederhana dan biaya yang murah,” pungkasnya.