BOJONGSOANG, Balebandung.com – Ada kegiatan unik dan menarik sekaligus menyentuh tiap peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharam di Desa Tegalluar,Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung.
Pemerintah desa setempat secara rutin membagikan kain kafan kepada warganya di 14 RW. Bantuan paket kain kafan tersebut diserahkan melalui masing-masing Ketua RW. Tiap RW mendapatkan kain kafan sepanjang 50 meter.
Kepala Desa Tegalluar Emma Detty mengatakan hingga kini bantuan tersebut tetap disalurkan seperti pada malam peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharam 1438 Hijriyah yang digelar Selasa (1/11/16).
“Sebenarnya setiap malam Tahun Baru Hijriyah, secara rutin kami membagikan kain kafan untuk warga yang diwakili 14 Ketua RW. Hal ini sebagai wujud kepedulian kami kepada warga dan sebagai rasa ungkapan syukur kepada Allah seiring memasuki Tahun Baru Hijriyah,” kata Emma kepada Balebandung.com.
Tradisi pembagian kain kafan menurut Emma sudah berlangsung beberapa tahun lalu oleh Kepala Desa Tegalluar sebelumnya Dadang Supriatna. Emma menambahkan selain pembagian kain kafan, pihaknya juga menyalurkan bantuan dari PT KSM bagi warga korban banjir di Desa Tegalluar.
Anggota DPRD Kabupaten Bandung yang juga mantan Kades Tegalluar Dadang Supriatna mengisahkan ide tradisi pembagian kain kafan pertama kali tercetus saat salah seorang warganya yang meninggal dunia, namun pengurus RW setempat kesulitan mencari kain kafan, terlebih warga yang meninggal termasuk warga tidak mampu.
“Waktu itu saat saya masih menjabat kepala desa secara bersamaan meninggal pula sepasang suami istri warga desa. Tapi lagi-lagi di RW masih kesulitan mencari kain kafan. Waktu pas sedang mau memperingati malam Tahun Baru Hijriah, dari situ kami selaku aparat desa waktu itu sangat tersentuh dan merasa terpanggil kemudian berinisiatif membagikan kain kafan secara gratis kepada tiap RW se-Desa Tegalluar di setiap malam tahun baru Islam,”kenang Kang DS, sapaan Dadang Supriatna.
Anggota Dewan yang juga menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kabupaten Bandung ini mengungkapkan, selain pembagian kain kafan, kegiatan sosial lainnya pun digelar seperti sunatan massal dan beasiswa bagi pelajar dari keluarga kurang mampu.
“Kami beri beasiswa alakadarnya sesuai kebutuhan siswa tersebut. Kalau ada yang tidak sekolah dengan alasan tidak punya biaya, lalu kami sekolahkan. Istilahnya mungkin saya selaku kepala desa waktu itu sekaligus jadi bapak angkat mereka,” kata Kang DS.***