ASTANAANYAR – Tim Rescue Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung bersama warga berhasil menyelamatkan Ny Atik (65) dan Mimin (60) yang terjebak banjir di Kelurahan Cibadak, Kec. Astanaanyar, Senin (26/11/18). Keduanya terjebak di lantai dua rumah setelah lantai satu tergenang air.
Atik dan Mimin terpaksa menunggu di lantai dua rumahnya sampai banjir setinggi 1,5 meter itu surut. Diskar PB mencatat, banjir itu surut dalam waktu kurang dari dua jam.
Hujan deras disertai petir dan angin kencang memang melanda Kota Bandung. Guyuran hujan membuat debit sungai Citepus meluap. Aliran sungai yang tak terbendung alatan volume sungai yang sempit itu akhirnya menyapu rumah warga Cibadak.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung, Arief Prasetya menerangkan, debit air di Sungai Citepus pada hujan kali ini cukup besar sehingga sejumlah rem air milik Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tak mampu membendung aliran air.
“Basemen air sudah kita maksimalkan di Jalan Djunjunan, Pagarsih, Jalan Soekarno-Hatta di Pinus Regency, dibantu dengan kolam retensi. Cuma sebetulnya belum maksimal kalau melihat dari debit air dan lebar sungai yang ada,” ujar Arief.
Menurutnya, ada banyak faktor yang membuat aliran sungai menjadi terhambat. Salah satunya adalah penyempitan sungai akibat pembangunan manusia. Lebar sungai yang ada saat ini sudah tidak ideal, apalagi jika dibandingkan dengan debit air yang begitu besar. Idealnya, lebar sungai tak kurang dari 6 meter.
“Sekarang sungai di Kota Bandung lebih kecil, rata-rata tiga atau empat meter, sehingga terjadi gangguan, meluap airnya,” ujarnya.
Sementara itu, ia memastikan kolam retensi Sirnaraga dan basemen air Pagarsih berfungsi dengan baik. Pada prinsipnya, Pemkot Bandung menghadirkan kedua teknologi itu adalah untuk menjadi penahan air agar aliran tidak langsung masuk ke Sungai Citepus.
“Basemen itu menahan air dulu supaya luapan Citepus tidak terlalu tinggi, fungsinya seperti rem air. Cuma terbatas, itu juga dibangunnya di bawah Jalan Pagarsih. Itu sudah maksimal,” jelas Arief.
Namun pihaknya belum bisa memperbanyak titik rem air lainnya karena keterbatasan lahan. Kota Bandung telah tumbuh menjadi kota yang padat penduduk. “Kalau diperbanyak lagi, di mana lahannya. Sehingga membuat kolam retensi baru belum bisa,” imbuhnya.
Menurutnya, DPU Kota Bandung telah merancang untuk membangun kolam retensi yang kedua di Sirnaraga. Namun lahan untuk kolam retensi itu masih digunakan oleh warga.
“Tapi kita akan bangun lagi kolam retensi di Gedebage, posisinya di depan Pasar Gedebage. Diharapkan itu bisa menangkap air yang ada di Pasar Gesebage dari Sungai Cinambo lama,” ungkapnya.