BANDUNG – Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan saat ini perpustakaan harus dipoles dengan sentuhan inovasi pelayanan berbasis teknologi modern, multimedia yang canggih, serta pustakawan yang handal. Pustakawan dituntut untuk terus berkreasi menghadirkan daya tarik, seperti membuat perlombaan, memfasilitasi pembentukan komunitas baca agar dapat saling memotivasi, sehingga pengunjung betah di perpustakaan.
Hal ini diungkapkannya saat membuka secara resmi Rapat Kerja Pusat (Rakerpus) XX dan Seminar Ilmiah Nasional Pengurus Pusat Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) di Aula Barat Gedung Sate, Selasa (11/10/16) malam.
Rakerpus dan Seminar Ilmiah Nasional yang tahun ini bertema “Pustakawan dan Media Sosial” dihadiri 550 orang yang berasal dari Pengurus Pusat dan Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota IPI seluruh Indonesia, Dewan Pembina dan Peninjau, pustakawan, mahasiswa, pemerhati kepustakawanan, dan masyarakat umum.
Dalam sambutannya, Wagub mengatakan tema tersebut sesuai dengan kondisi zaman saat ini. Dimana teknologi bisa memberikan peran penting dan strategis dalam meningkatkan minat baca atau literasi di kalangan masyarakat. Sehingga hal itulah yang menjadi peran positif dari media sosial dan internet untuk kemudahan masyarakat dalam mendapatkan buku.
“Buku juga harus bisa diakses dengan mudah. Maka itulah e-Book sangat kita perlukan!” ujar Wagub.
Oleh karena itu, menurut Wagub Gerakan Indonesia Membaca atau Pemasyarakatan Minat Baca memiliki peran strategis, sebagai ikhtiar kolektif bangsa ini dalam mendongkrak tingkat literasi.
“Peran orang tua juga penting, seperti menghadirkan kembali budaya mendongeng, karena selain bermanfaat membangun kedekatan emosional dan karakter anak, mendongeng juga dapat menjadi sarana menumbuhkan minat baca sejak dini, sehingga membaca dapat menjadi karakter anak dan membudaya hingga dewasa,” ungkap Deddy.
Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando menerangkan tema “Pustakawan dan Media Sosial” sangat tepat diusung dalam Rakerpus 2016 ini. Menurut Syarif, seorang pustakawan harus dapat menjaga kesinambungan pengetahuan dari generasi ke generasi, dan sebagai garda pengawal, pustakawan harus mampu menjalin kerjasama baik secara individu maupun lembaga, serta sesama organisasi profesi.
“Sebagai agen perubahan pustakawan juga harus mampu menyediakan berbagai pengetahuan dan informasi sesuai dengan kebutuhan dan tantangan peradaban manusia,” tandas Syarif.
Pengguna internet aktif di Indonesia saat ini tidak kurang dari 88,1 juta jiwa dan sebanyak 70% diantaranya aktif menggunakan sosial media. Untuk itu, hal ini bisa jadi potensi untuk pengembangan perpustakaan di Indonesia melalui sistem digital atau internet, sehingga bisa meningkatkan budaya serta minat membaca secara nasional.
Selain seminar, dalam Rakerpus 2016 ini ada juga kegiatan seperti pameran perpustakaan produk IT, bazar yang menampilkan produk lokal, serta berbagai kegiatan lainnya. Sementara pada pembukaan Rakerpus dilakukan pula penandatanganan kerjasama antara Ketua Umum PP IPI Dedi Junaedi dengan Kepala Perpustakaan RI Muhammad Syarif Bando. Kerjasama ini terkait program pendidikan dan pelatihan kepustakawanan di Indonesia.