SUMEDANG, Balebandung.com – Sejumlah dokter muda dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Kristen Indonesia (UKI) kembali melakukan penelitian, penyuluhan, dan pemberian makanan tambahan di 10 Desa se-Kabupaten Sumedang. Kegiatan ini dalam rangka melaksanakan Praktek Kesehatan Mahasiswa (PKM).
Sedikitnya 37 Dokter Muda UKI ini akan dibagi dalam 10 kelompok, satu kelompok terdiri dari 4-5 orang yang akan dibagi di 10 desa prioritas tersebut selama 10 hari ke depan.
Dengan mengusung Cerdas Cemerlang Eliminasi Stunting, penelitian akan dilakukan baik kepada ibu hamil, ibu melahirkan, sampai remaja pra nikah. Adapun tujuan penelitian ini diantaranya untuk melakukan intervensi guna mencegah potensi gejala ‘stunting’ pra konsesi balita umur 2 tahun.
Kepala Departemen Kesmas Fakultas Kedokteran UKI, dr. Sudung Nainggolan mengatakan, sebelumnya pada bulan November 2018 lalu, pihaknya juga melakukan serangkaian PKM serupa di Kabupaten Sumedang.
“Seperti yang telah dilakukan sebelumnya, selama lima tahun ini kita akan meneliti bagaimana kondisi gejala stunting di semua daerah se-Indonesia. Jadi kami terus melakukan penelitian, penyuluhan dan lain sebagainya,” jelas dr Sudung usai membuka PKM FK UKI di Aula Dinkes Sumedang, Senin (11/11/19).
Berdasarkan data yang dihimpun dari Sekretariat Wapres RI, ungkap Sudung, sedikitnya terdapat 100 kabupaten/kota yang menjadi prioritas untuk diteliti, dan Kab. Sumedang masuk didalamnya. Sementara itu dalam tataran wilayah Jawa Barat, Sumedang menempati peringkat keempat untuk prevalensi stunting.
“Kita akan meneliti di 1.000 hari kehidupan saat ibu dinyatakan hamil, dari 1.000 hari itu terbagi dua, 270 hari dia hamil lalu melahirkan, lalu 630 hari kemudian sampai dia berumur 2 tahun,” urai Sudung.
Selain itu, penanganan stunting membutuhkan waktu sampai 5 tahun. Untuk itu penanganan stunting harus dilakukan secara kontinyu. Sehingga targetnya 2030, Sumedang akan bebas stunting.
“Faktor ekonomi, psikologis, pendidikan juga menentukan. Untuk itu kita akan coba lakukan penelitian pada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi, pendidikan, penyuluhan, pola makan balita, dan penelitian besar mengenai kecacingan pada ibu hamil. Namun hasil penelitian kemarin, gejala cacingan nyatanya negatif, oleh sebab itu kita akan cari tahu lagi sekarang,” papar Sudung.
Menurutnya gejala prevalensi stunting per Desember 2018 telah mengalami penurunan dari semula sekira 41% berkurang menjadi 36%, atau penurunan sebesar 5%.
Ketua PKM Cerdas Haryadi Artha S.Ked menyebutkan, 10 desa yang akan menjadi objek penelitian antara lain, Desa Sukasari, Kec. Sukasari, Desa Cilembu, Mekarbakti, dan Cijeruk (Pamulihan), Desa Sukahayu (Rancakalong), Desa Malaka (Situraja), Desa Cimarga (Cisitu), Desa Kebon Kalapa (Cisarua), Desa Ungkal (Conggeang), Desa Margamukti (Sumedang Utara).
Adapun secara teknis dalam pelaksanaannya, kata Haryadi, di minggu pertama pihaknya akan melakukan penelitian di beberapa desa terkait dengan penyediaan air minum dan juga sanitasi lingkungan terhadap balita stunting 2-5 tahun.
“Selain penelitian, kami juga akan melakukan penyuluhan di tingkat sekolah dasar, remaja putri dan ibu hamil tentang asi ekslusif, pemberian makanan tambahan atau intervensi gizi, pola asuh anak. Karena untuk stunting ini perlu ditangani sebelum bayi lahir, jadi di 1.000 hari kehidupan yang disebutkan dr. Sudung tadi akan kita lakukan,” pungkas Haryadi.***