SOREANG – Pemerintah Kabupaten Bandung secara massif terus berupaya bereskan masalah lingkungan, yang selama ini jadi penyebab bencana. Bupati Bandung H. Dadang M.Naser, SH,S.Ip.,M.Ip bersama seluruh stakeholder sepakat untuk melakukan penghijauan di daerah hulu dengan cara rekayasa vegetatif dan untuk daerah hilir melalui rekayasa sosial.
“Hari ini kita bersama-sama sepakat menandatangani komitmen untuk Gerakan Satapok (Sabilulungan Tanam Pohon Kesayangan). Kerusakan yang terjadi di hulu, tidak sedikit terjadi karena ulah manusia. Secara marathon kita terus berupaya, bersama seluruh komponen, mulai dari Forkopimda, kepala dinas, para camat, akademisi, LSM penggiat lingkungan, serta masyarakat luas juga unsur lainnya.Di beberapa titik kawasan hulu, seperti Kertasari, Pangalengan, Solokanjeruk, Rancaekek,Ibun, Paseh, Cimenyan, Cilengkrang juga wilayah lainnya,” kata Bupati usai penandatanganan komitmen bersama Gerakan Satapok di rumah jabatannya, Senin (27/11/17).
Selama ini, lanjut Dadang, semua pihak sudah berbuat untuk penanganan masalah lingkungan, namun tetap belum komprehensif. Beberapa waktu lalu dilakukan pertemuan dengan seluruh pemangku kepentingan masalah Sungai Citarum. Dengan dipimpin Kodam III/Siliwangi, Bupati pernah menyatakan bahwa persoalan lingkungan akan selesai.
“Persoalan lingkungan masih menjadi hambatan pembangunan yang belum selesai di Kabupaten Bandung, belum ada progres yang signifikan. Dengan dipimpin Kodam III/ Siliwangi dan dukungan semua pihak, secara terintegrasi, saya yakin persoalannya akan selesai, apalagi ditambah dengan kontribusi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kepedulian pada lingkungan sekitar,” imbuh Dadang.
Bupati berharap, dengan dikoordinasikannya penanganan masalah Citarum oleh Kodam III/ Siliwangi, nantinya akan dilakukan operasi militer selain perang. “Ya, memerangi masyarakat yang suka buang sampah sembarangan, perusahaan yang bandel soal pengelolaan limbahnya, soal petani sayur yang tanam di lahan miring, motor atau mobil yang suka buka lahan hutan sembarangan, juga penaatan hukum bagi pengelola usaha,” urainya.
Pihaknya akan terus memperjuangkan KSP (Kawasan Strategis Provinsi), seperti Gunung Wayang, Tahura (Taman Hutan Rakyat) juga kawasan maha taman yang ada di Kabupaten Bandung. Kepada seluruh jajaran pemerintahan, Bupati menghimbau agar semua pihak turut berkontribusi. Setidaknya, selain mensosialisasikan Gerakan Satapok, juga ikut mengimplementasikannya.
“Kita ajak semua pihak terlibat. Gerakan tanam pohon saat ini, bukan pada berapa banyaknya menanam pohon, tapi bagaimana, pohon itu bisa tumbuh, bekembang, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat. Jadi, di masyarakat di hulu menanam, yang di hilir peduli. Jangan hanya menanam tapi tidak dipelihara,” tegasnya.
Adm Perhutani Divisi Regional Jabar Banten Widjanarko mengapresiasi, bahwa Gerakan Satapok yang terus dilakukan pemerintah, merupakan upaya serius kepala daerah untuk solusi soal lingkungan.
“Kalau kita cermati, kondisi lahan kritis di daerah hulu sangat memprihatinkan. Melalui Satapok ini saya yakin, secara bertahan akan selelsai jika semua pihak benar-benar konsisten. Karena masalah lahan kritis bukan hanya soal tanam pohon, tapi ada kekhawatiran juga permasalahn sosial masyarakat yang tinggal di daerah hulu sendiri yang berprofesi sebagai petani sayur,” ungkap Widjanarko.
Dia berharap, Program Satapok bisa lebih tajam untuk semua pihak, seperti Sabilulungan Tanam Pohon Kewajiban. Dia menyebutkan, seluas 4.087 hektar akan ditanami pohon, yakni 80% tanaman kayu dan 20%-nya tanaman buah. Hal itu harapnya akan bisa mengurangi persoalan di hilir, seperti banjir, sedimentasi pengendapan lumpur.
“Kami seluruh jajaran Perhutani, siap untuk mendukung Gerakan Satapok untuk menjadikan hutan hijau, asri juga bisa dimanfaatkan masyarakat di masa depan,” tutup Widjanarko.