SOREANG – Dampak kelangkaan garam mulai dirasakan para pedagang ikan asin di Pasar Soreang Kabupaten Bandung. Kenaikan harga ikan asin ini dirasakan mereka sejak sepekan terakhir ini dan diperkirakan akan terus naik.
Salah seorang pedagang ikan asin di pasar tersebut, Cucu Mulyati (44) mengatakan, harga pembelian dari agen mulai naik sejak dua pekan ini. Seperti untuk jenis ikan asin peda kecil, dari semula Rp 30 ribu per 10 kilogram, kini naik menjadi Rp 34 ribu. Kemudian ikan asin sepat dari semula Rp 31 ribu per 18 kg, kini jadi Rp 54 ribu.
“Kalau sekarang untuk beberapa jenis belum begitu terasa kenaikannya. Mungkin karena di agen masih ada stok lama. Tapi mungkin karena stoknya terbatas, oleh agen kami dibatasi belanjanya. Tapi memang rata-rata semuanya naik, katanya sih gara-gara kenaikan harga garam,” kata Cucu di Pasar Soreang, Jumat (28/7/17).
Cucu bilang, dalam industri ikan asin, sepengetahuannya garam memiliki fungsi yang sangat penting. Selain memberikan rasa, garam juga merupakan pengawet ikan yang alami. Karena berdasarkan pengalamannya, jika ikan asin kurang garam, akan mudah busuk dan berbelatung.
“Kalau garamnya kurang, biasanya ikan asin cepat busuk dan ada belatungnya. Sebagai pedagang tentu saja jadi rugi kalau tidak terjual secepatnya,”ujarnya.
Kenaikan harga ikan asin dampak dari naiknya harga garam ini dibenarkan oleh Haji Ujang salah seorang agen ikan asin terbesar di Pasar Soreang. Menurutnya, kenaikan harga ikan asin saat ini berada dikisaran 30-50%.
Berdasarkan informasi yang diterimanya dari pusat penjualan ikan asin di Pantura dan gudang yang berada di Pasar Andir Kota Bandung, kenaikan ini dipengaruhi mahalnya harga garam. Selain itu memang, untuk ikan asin ini harga dipengaruhi oleh ketersediaan ikan laut sebagai bahan bakunya.
“Informasinya kenaikan sekarang ini baru awal, karena memang di sentra-sentra ikan asin seperti di Pantura masih banyak stok. Nah, celakanya kalau di gudang sudah tak ada stok lama, yah otomatis harga bakal naik terus seiring naiknya harga garam,”kata Ujang.
Pedagang kelontongan di Pasar Soreang, Tati (41) menyebutkan, kenaikan harga garam konsumsi rumah tangga, terjadi sejak sebulan terakhir ini. Untuk salah satu merek misalnya, yang semula Rp 40 ribu per doz isi 40 dengan berat satuan 250 gram, kini harganya naik menjadi Rp 70 ribu. Begitu juga dengan merek lain dengan kuantiti yang sama, dari semula Rp 40 ribu kini menjadi Rp 57 ribu.
“Harganya terus merangkak naik. Nah, itu adalah harga terakhir. Kalau untuk pasokan, alhamdulilah sampai saat ini masih lancar. Cuma harganya saja yang naik terus, itu yang ukuran 250 gram untuk dijual eceran di warung Rp 2.000 hingga Rp 2.500, padahal sebelumnya yah cuma Rp 1.000 saja,” sebutnya.