MAJALAYA – Meski Pemkab Bandung berupaya menggenjot investasi di sektor pertanian, namun hingga kini dinilai masih sepi peminat. Padahal potensi sumber daya alam khususnya pertanian yang dimiliki kawasan ini sangat berlimpah. Anggota Komisi IV DPR RI mengatakan sepinya peminat investasi di bidang pertanian di Kabupaten Bandung bisa jadi akibat minimnya sosialisasi.
“Kalau mau mengundang investasi pertanian itu konsepnya harus jelas, konsep lahannya bagaimana, cocoknya industri pertanian apa dan sosialisasinya pun harus lebih gencar. Pemkab Bandung harus sering menggelar ekspos ke calon investor,” kata Yadi kepada Balebandung.com, di sela kegiatan resesnya di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Minggu (5/3/17).
Sebagai legislator yang duduk di komisi membidangi pertanian, kata Yadi, pihaknya siap membantu Pemkab Bandung dalam upaya menggenjot investasi pertanian ini. “Coba Pemkab Bandung juga ekspos ke Komisi IV, nanti kita carikan jalannya untuk investasi pertanian,” kata dia.
Sebelumnya Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bandung ATisna Umaran mengakui investasi di kawasan ini masih minim akibat beberapa kendala antara lain masalah lahan, kondisi infrastruktur, keamanan atau sosial, kemudahan untuk berinvestasi, serta lainnya.
“Kami akan berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan memberikan pelayanan yang baik kepada para calon investor,” kata Tisna.
Meski demikian, tukas Tisna, beberapa investor kelas atas telah menanamkan investasi di Kabupaten Bandung seperti salah satu produsen makanan olahan yang memesan kentang olahan di kawasan ini.
Selain itu, dia menyebutkan rata-rata investasi di bidang pertanian masih kalah dengan sektor sekunder seperti industri tekstil, makanan, kertas, dan lainnya.
Untuk menggenjot investasi di bidang pertanian pihaknya akan memanfaatkan peluang sub sektor hulu, hilir dan sektor penunjang seperti industri perbenihan, pupuk, serta pestisida.