CIBIRU – Dalam inovasi Smart City, Kota Bandung jadi pelopor kota pintar berbasis IT pertama di Indonesia. Smart city di Kota Bandung bertujuan selain mengontrol birokrasi di internal dengan sistem, juga untuk mengobservasi data internet CCTV dan data-data, berkomunikasi dengan warga dan merubah kultur laporan dari yang tadinya hanya tekstual berubah menjadi laporan visual.
“Dulu saya sering dibohongi anak buah, laporan hanya sekadar tekstual atau verbal. Sekarang tiap laporan harus ada visualnya,” ungkap Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dalam International Conference on Information Technology for Cyber and IT Service Management (CITSM 2016) di Gedung Multipurpose UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Selasa (26/4/16).
Menurut Ridwan, Pemkot Bandung menargetkan 1.000 aplikasi manajemen Kota Bandung dan sebesar 88% komplain di Kota Bandung bisa diselesaikan melalui Smart city.
“Tiap bulan banyak komplain, saya evaluasi dengan menggunakan teknologi banyak berubah. Kita memberikan contoh di Kota Bandung dalam dua tahun ini, gara-gara menggunakan teknologi, korupsi berkurang, pelayanan publik meningkat, warga juga merasa dekat, mudah menyampaikan laporan atau komplain, sehingga tingkat kepercayaan warga Bandung bulan ini kurang lebih 80 persen,” terangnya.
Emil mengaku tanpa teknologi, dirinya tidak tahu ada berapa masalah di Kota Bandung, tidak tahu bagaimana cara berkomunikasi dengan warganya.”Intinya teknologi saat ini sangat dibutuhkan untuk membuat pelayanan menjadi lebih baik dan lebih akurat, lebih efisien dan hemat biaya,” tandasnya. Adapun posisi universitas, imbuh Emil, merupakan partner pemerintah dalam melakukan riset.