BANDUNG – Seperti halnya manusia biasa, Prof.Dr. Obsatar Sinaga, tak luput dari isu tak sedap. Prof Obi diduga melakukan pertengkaran dengan istrinya pertama, Ernawati yang berujung perceraian.
Isunya Erna melayangkan surat kepada Presiden Jokowi tentang peristiwa Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Ganjilnya, kejadian tersebut berlangsung 2002, sang mantan istri baru melaporkannya sekarang. Menjawab tudingan sang mantan istri, Prof Obi hanya mengatakan, masalah itu sdh selesai tahun 2002.
“Kenapa kok dimunculkan lagi sekarang, ketika saya jadi calon rektor? Tapi saya meyakini bahwa yang salah tidak akan benar dan yang benar tidak akan salah,” tukas Prof Obi. “Perihal itu anak saya yang bisa bercerita,” ungkap imbuh pria yang juga menulis buku “Anda Ingin Bijak, Baca Buku Ini”
Bagi Prof Obi, tidak layak untuk menjelek-jelekan mantan istri karena itu masa lalu dan semua orang memiliki masa lalu. Ya, isu KDRT mencuat setelah nama Prof Obi menjadi peraih suara terbanyak dalam Sidang Pleno Majelis Wali Amanah (MWA) Unpad, Sabtu (15/9/18). Prof Obi melesat melampaui Prof Aldrin Herwany pakar riset dan Prof Atip Latipulhayat, Pakar Hukum.
Namun, isu tentang KDRT dan dibumbui isu perselingkuhan yang dihembuskan mantan istri Prof Obi, Ernawati ditentang oleh anak kandungnya sendiri. Hasil pernikahannya dengan Prof Obi yaitu Afgan Prawira Erbi Putra dan Muhammad Kahfi Erbi Putra.
Keduanya berinisiatif melakukan keterangan pers bersama Aktivis Lembaga Bantuan Hukum Bintang Yalasena, Senin (24/9). Keduanya menyebut informasi tentang KDRT dan perselingkuhan sengaja untuk menyudutkan ayahnya.
“Nyatanya Ibu saya yang bernama Ernawati saat ini telah menikah lagi, bahkan lebih dari sekali. Artinya, sudah memiliki kehidupan masing-masing. Dan ibu saya tinggal dan bekerja di salah satu BUMN di Jakarta,” jelas Afgan. Ia bersama Kahfi menambahkan, gelagat ibunya menjegal Obsatar Sinaga menjadi Rektor sudah terasa sejak masa penjaringan 8 besar calon rektor.
“Pada saat masa penjaringan berita negatif tentang ayah sudah dikirimkan ke Panitia Pemilihan, tapi tidak mempan. Bahkan diteruskan juga ke Majelis Wali Amanat, tidak mempan juga. Dan saat ini tidak mereka menembuskannya kepada Bapak Presiden. Saya yakin ada yang menunggangi di belakang niat ibu saya,” jelas Afgan, anak tertua.
“Saya berharap ibu tidak menyudutkan ayah lagi. Karena ayah tidak pernah menyudutkan ibu. Saya harap Pak Presiden menanggapi bijak dan tidak termakan dengan isu,” tambah Kahfi. ***