Senin, November 25, 2024
spot_img
BerandaBale Kota BandungJokowi Sempat Shock Saat Anaknya Jualan Martabak

Jokowi Sempat Shock Saat Anaknya Jualan Martabak

Presiden Jokowi saat jadi pembicara kunci dalam "Entrepreneurs Wanted! (EW!)" di Gedung Sabuga ITB Bandung, Senin (18/12/17). by ist
Presiden Jokowi saat jadi pembicara kunci dalam “Entrepreneurs Wanted! (EW!)” di Gedung Sabuga ITB Bandung, Senin (18/12/17). by ist

BANDUNG – Presiden Joko Widodo sempat menyayangkan dan curhat soal ketiga anaknya yang tidak ada satupun yang tertarik melanjutkan usahanya di bidang mebeul dan furniture yang sudah ditekuninya sejak puluhan tahun lalu.

“Saya sudah 27 tahun berusaha (furnitur) sampai sekarang masih hidup. Ekspor ke Eropa, Amerika. Sekarang banyak ke Korea, Jepang. Tapi yang saya sedih, anak saya nggak ada yang mau terusin usaha saya, padahal pabriknya ada, alatnya ada, karyawannya ada,” kata Presiden saat jadi pembicara kunci Entrepreneurs Wanted! (EW!) di Gedung Sabuga ITB Bandung, Senin (18/12/17).

Pada kesempatan itu, ia menceritakan pahit manisnya jadi seorang pengusaha meubel atau furnitur di sebuah kota kecil. Jokowi mengaku paham betul seluk-beluk dalam merintis sebuah usaha.

“Saya tahu betul seluk-beluk berusaha. Saya tahu betul bagaimana cari modal usaha di awal-awal, kemudian keliling cari pembeli, mengurus perizinan yang rumit, mengisi SPT pajak, mengurus karyawan, membeli alat produksi,” ungkapnya.

Ia juga mencurahkan perasaannya yang sempat “shock” saat mengetahui ternyata anaknya yang pertama justru lebih tertarik untuk berjualan martabak. “Anak saya pertama datang ke saya, `Pak saya mau jualan martabak`. Ini (usaha mebeul) saya sudah gede, tinggal diurusin. Saya `shock` juga, waduh jualan martabak,” selorohnya.

Namun ia terkejut saat kemudian hanya dalam waktu lima tahun saja “brand value” pabrik kayu yang dibangunnya kalah dibandingkan “brand value” martabak milik Gibran Rakabuming Raka, putra sulungnya. “Tapi baru lima tahun `brand value` pabrik kayu yang saya miliki dengan martabak yang Gibran miliki lebih besar Gibran 5 kali lipat,” ujarnya.

Hal itulah yang menurut Jokowi membedakan antara generasi tua dengan generasi muda saat ini. Ketika generasinya dahulu lebih bangga jika memiliki aset besar, karyawan banyak, dan ekspor besar. Saat ini menurut dia, ada hal yang lebih besar nilainya yakni “brand value”.

“Belum urusan martabak rampung, (anak saya) yang kecil, baru tiga bulan ini ngomong ke saya, `Pak, saya mau jualan pisang goreng`,” tuturnya. Tetapi Jokowi mengaku sulit untuk menolak permintaan anaknya itu karena belajar dari pengalaman sukses Gibran membangun brand Markobar. “Silakan,” kata Jokowi pada akhirnya. (ant)

spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img