SOREANG – Geliat inovasi bidang pangan terus dilakukan, salah satunya adalah membangun Kampung Hidroponik di Kabupaten Bandung. Bunda Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Kabupaten Bandung Kurnia Agustina Dadang M.Naser menyatakan, dalam hal terdukungnya ketahanan dan kedaulatan pangan, ia terus mendorong masyarakat khususnya para perempuan untuk turut serta terlibat, membangun kedaulatan pangan di wilayahnya, karena pangan merupakan kebutuhan dasar manusia.
“Saya dorong para perempuan, untuk terlibat aktif dalam membangun kedaulatan pangan. Salah satunya yakni melalui kegiatan KWT (Kelompok Wanita Tani) untuk mewujudkan Kampung Hidroponik di wilayah masing-masing,” kata Nia saat Sosialisasi Kampung Hidroponik di Gedung Moch.Toha Soreang, Senin (5/11/17).
Selain mendukung program Bandung Seribu Kampung, gairah para KWT untuk menjadi pelaku Kampung Hidroponik yakni untuk menjaga ketersediaan pangan dan gizi serta bisa meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Bukan saja untuk membangun Bandung Seribu Kampung, lebih dari itu, para perempuan ini juga bisa menyalurkan waktu luangnya untuk hal yang mendatangkan rejeki. Dari pada ngerumpi, lebih baik menjadi petani sayur hidroponik, hasilnya bisa dikonsumsi atau bahkan dijual ke tetangga,” tandasnya.
Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung A.Yeni Noberti,S.Sos.,M.Si, berinisiasi untuk melakukan gebrakan melalui pengembangan program KRPL.
Dia bersama jajaran, menyusun strategi dengan merangkul pihak luar sebagai partner, sehingga pembangunan Kampung Hidroponik yang rencananya melibatkan 31 kecamatan itu bisa berhasil dan tepat guna bagi masyarakat.
“Posisi pangan sangat penting dan strategis bagi umat manusia. Seperti kita tahu, para pemimpin negara telah mengikrarkan komitmen bersama untuk mencapai ketahanan pangan sebagai upaya melawan ancaman kelaparan. Maka kami beserta jajaran, berinisiasi mengembangkan program KRPL untuk menjadi Kampung Hidroponik,” ungkap Yeni.
Ia menerangkan, pembentukan Kampung Hidroponik akan melalui beberapa proses. Dengan melibatkan CSR PT.Power sebagai penyedia sarana program, KWT di 31 kecamatan akan dilombakan untuk menghasilkan KWT dengan hasil tanaman hidroponik yang paling unggul.
“Untuk menunjuk kampung hidroponik tentu kita akan sangat selektif. 3 dari 31 Kecamatan akan menjadi pemenang. Bukan saja hadiah menarik sebesar 10 juta rupiah, tapi nantinya KWT pemenang akan menjadi ikon kampung hidroponik Kabupaten Bandung,” terang Yeni.
Yeni menambahkan, secara teknis pelaksanaan lomba akan difasilitasi oleh PT.Power, namun lanjutnya, jika peserta berinisiatif untuk mengembangkan tanaman hasil dari hidroponik, bisa dilakukan dengan swadaya bersama pihak pemerintah desa ataupun kecamatan.
“Hari ini sarana pipa untuk keperluan tanaman hidroponik, diberikan secara cuma-cuma. Satu kecamatan mendapatkan satu set. Artinya KWT terbaiklah yang menjadi wakil dari kecamatan masing-masing. Jika hasil panen ingin lebih banyak, maka diperbolehkan menggunakan swadaya masyarakat, pemdes dan kecamatan,” tutupnya.