Di DKI Jakarta, Pemprov DKI kini tengah gencar membersihkan dan berencana menutup lokalisasi Kalijodo. Lalu bagaimana dengan eks lokalisasi Saritem di Bandung yang sebetulnya sudah ditutup sejak beberapa tahun lalu itu? Masih adakah geliat esek-esek di sana?
Penutupan Saritem sendiri dilakukan pada era kepemimpinan Wali Kota Dada Rosada, tahun 2007 silam. Tapi seiring berjalannya waktu dan tak jelasnya rencana penataan, membuat praktek esek-esek tetap berjalan meski kucing-kucingan dengan petugas.
Belakangan, Pemkot Bandung di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil, tetap berkomitmen untuk menjaga praktek prostitusi di lokalisasi yang konon sudah ada sejak awal 1906 itu tak kembali menggeliat. Sukseskah ?
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Angesta Romano Yoyol ikut angkat bicara. Menurut dia, praktek esek-esek diduga masih ada. “Masih ada satu atau dua. Walaupun sudah saya tangkap, tapi saya tidak bisa membuktikan prostitusi itu,” kata Yoyol, Kamis (18/2/16).
Ia menyebut Polrestabes Bandung sudah melakukan berbagai langkah, buntut dari gencarnya razia yang dilakukan tahun lalu. Bahkan pihaknya sudah beberapa kali menyegel rumah-rumah bordir di Saritem.
“Tapi rumah kita police line, karena kosong otomatis kita buka lagi, jadi buka tutup. Seakan-akan kita yang tidak konsisten, harusnya lebih konsisten,” ungkap Yoyol.
Ia pun berharap ada tindakan nyata dari Pemkot Bandung untuk mengatasi persoalan itu. Polisi, ujarnya, memiliki keterbatasan karena Pemkot Bandung yang sebenarnya memiliki program penataan. “Ini bukan soal konsistensi kita. Yang jelas kita (polisi) sudah mengamankan,” tandas Yoyol.