KARAWANG – Kabupaten Karawang dikenal sebagai salah satu daerah Industri yang cukup maju dan memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang cukup tinggi. Namun di balik itu, beberapa wilayah di Karawang, belum memiliki infrastruktur yang layak, bahkan tidak memperoleh pasokan listrik.
Melihat hal tersebut, Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 2 TB Hasanuddin atau akrab disapa Kang Hasan, merasa prihatin atas kondisi yang dialami oleh masyarakat tersebut. Purnawirawan Jenderal TNI AD itu menilai, pemerintah seolah tidak hadir di wilayah tersebut, yang mengakibatkan masyarakat terisolir dan memiliki tingkat pereokonomian rendah.
“Di sini (Karawang) seperti tidak punya pemerintah. Ironisnya jarak dengan kawasan industri hanya dua kilometer,” ungkap Kang Hasan saat bertemu dengan para petani jeruk, di Kampung Tanjakan Pacul, Desa Kutanegara, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Rabu (16/5/18).
Pada kunjungannya ke daerah tersebut, Kang Hasan menyoroti masalah infrastruktur jalan yang masih beraspalkan tanah, dengan kondisi yang tidak rata. Sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menjangkau lokasi. Selain itu, dalam kondisi hujan, masyarakat akan semakin sulit melalui jalan tersebut.
Menurut Kang Hasan, masalah tersebut sangat mudah diselesaikan, jika pemimpinnya terjun langsung untuk melihat kondisi nyata yang dialami oleh rakyatnya. “Dengan jarak yang dekat seperti ini, sebetulnya mudah. Kalau memang tak ada anggaran, kan bisa dengan CSR dari perusahan sekitar,” paparnya.
Kang Hasan menegaskan, infrastuktur menjadi salah satu fokus utama dalam membangun Jawa Barat. Pembangunan infrastruktur, lanjut Kang Hasan, bertujuan untuk mengembangkan pusat-pusat perekonomian baru, terutama di wilayah yang memiliki kesenjangan pembangunan, seperti Jawa Barat Selatan.
“Kita punya program Turkamling (Infrastruktur, Keamanan dan Lingkungan), bukan hanya jalan, tapi seluruh akses untuk kebutuhan pertumbuhan ekonomi di semua wilayah Jawa Barat,” tegasnya.
Tak jauh dari lokasi, Kang Hasan juga turut meninjau bangunan sekolah dasar, yang tidak layak digunakan sebagai lembaga pendidikan. Seperti SDN Kutanegara II yang hanya memiliki 4 ruangan itu terlihat memprihatinkan, dengan dinding berlubang dan lantai yang tak terawat. Kang Hasan ditemani warga sekitar, sempat mengelilingi sekolah berpagarkan anyaman bambu itu.
“Ini bahkan lebih parah kondisinya dari semua sekolah di daerah yang pernah saya kunjungi di Jawa Barat, ini harus segera diurus,” ungkapnya kepada warga.***