SOREANG – Kaulinan urang lembur bukan permainan biasa, tetapi dapat menumbuhkembangkan kreativitas anak sebab berorientasi pada peningkatan kecerdasan anak, terutama pada anak usia dini.
Bupati Bandung Dadang M Naser diwakili Assisten Pemerintahan Kabupaten Bandung Yudhi Haryanto menerangkan, selain mengandung filosofi, permainan tradisional lebih mengedepankan kegotongroyongan, kekeluargaan dan bukan sekedar permainan biasa.
“Permainan rakyat selalu mengandung nilai didalamnya. Permainan rakyat mengajarkan kepada anak-anak agar mengerti bagaimana cara bersosialisasi, bagaimana menggunakan otak kanan dan otak kirinya dan juga bagaimana harus bersikap kepada Tuhan Yang Maha Esa,” terang Bupati Bandung, saat membuka Festival Kaulinan Urang Lembur di SMAN 1 Soreang Kabupaten Bandung, Selasa (12/12/17).
Dengan demikian, lanjut bupati, dapat disimpulkan permainan rakyat berbeda dengan permainan modern yang hanya mengandalkan kredibilitas yang cenderung membuat anak individualis dan kurang peka terhadap lingkungannya.
Menurut Dadang, perlunya menumbuhkembangkan kaulinan urang lembur serta meningkatkan rasa cinta dan rasa memiliki masyarakat terhadap kebudayaan daerah, sehingga tercipta rasa memelihara dan melestarikan kebudayaan daerah dengan baik. Di samping itu juga sebagai salah satu media promosi sekaligus meningkatkan kunjungan wisatawan.
Kaulinan urang lembur ini penting dilaksanakan karena eksistensi budaya saat ini mengalami penurunan yang cukup drastis akibat pengaruh budaya asing. Selain itu juga kurang mendapat perhatian dari warga masyarakat khususnya dari generasi muda.
“Untuk itu dengan diselenggarakannya festival kaulinan urang lembur ini, warga masyarakak khususnya generasi muda dapat mencintai sekaligus melestarikan dan menumbuhkembangkan seni budaya sunda,” tandas Dadang.
Bupati berharap, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan bukan sekedar menyelenggarakan festival, namun harus meningkatkan melalui kegiatan pasanggiri kaulinan urang lembur, sehingga diharapkan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh warga masyarakat, khususnya para generasi muda, karena dalam kaulinan urang lembur ini banyak mengandung makna dan nilai filosopis tentang fenomena kehidupan dan pemikiran manusia, termasuk dalam hal kebersamaan, disiplin serta tanggung jawab, mencintai dan mengasihi sesama umat manusia.
“Upaya dalam melestarikan, menumbuhkembangkan budaya sunda ini merupakan tugas dan tanggung jawab semua pihak yakni pemerintah dan masyarakat,” tandas bupati.
Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Kabupaten Bandung Dr. Aten Sanadi mengatakan, di era kemajuan teknologi informasi ini anak-anak sekarang sudah terpengaruh dengan gadget dan internet. Menurut Aten permainan dalam gadget, game online semua itu sangat mempengaruhi psikologis dan pertumbuhan anak, juga mempengaruhi emosional anak.
Melalui permainan tradisional ini, kata Aten, menjadikan anak bergotong royong dan juga sebagai pelestarian kebudayaan yang pernah kita lakukan dulu. Dengan permainan di lapangan anak bebas berekspresi dengan kemampuannya masing-masing, baik fisik dan intelektualnya akan berkembang.
“Dengan kegiatan kaulinan urang lembur akan menyadari empati dan kerjasama, saling membantu, tolong menolong dan ini merupakan bagian pelestarian budaya,” tandas Aten.
Hadir dalam acara tersebut, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Drs. H. Agus Firman Zaini, M.Si., para kepala sekolah, unsur PD dan para tamu undangan lainnya. Peserta yang tampil dalam Festival Kaulinan Urang Lembur adalah perwakilan dari 31 kecamatan. (iney)