Kenapa nggak ada perebutan tempat ketiga antara Jerman vs Wales di Euro 2016? Pasca pertandingan semifinal Piala Eropa tahun ini, hanya ada satu laga tersisa, final antara Perancis vs Portugal. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Euro memang tidak mengenal juara ketiga. Namun mengapa dan sejak kapan hal itu berlaku?
Perebutan tempat ketiga di ajang Euro bukannya tidak pernah ada. Jika kita melihat ke Piala Eropa 1980, di sana tercantum Cekoslovakia (sekarang menjadi Republik Ceko dan Slovakia) sebagai juara ketiga. Kala itu mereka mengalahkan Italia dengan drama adu penalti 9-8. Namun itu menjadi momen ketika Euro terakhir kali mengenal laga perebutan tempat ketiga.
Perlu dicatat, sejak Euro dimulai pada 1960 hingga Euro 1974, hanya ada empat tim yang masuk putaran final. Tim-tim tersebut langsung diadu di semifinal. Tim yang kalah saling memperebutkan peringkat ketiga, sementara tim yang menang bertarung untuk posisi juara.
Sejak Euro 1980 hingga 1992, Euro memiliki delapan tim di putaran final. Namun, di Euro 1984, tidak ada lagi perebutan tempat ketiga. Kala itu, Portugal dan Denmark yang tersingkir di semifinal tak berlaga lagi. Dengan demikian, total ada 15 pertandingan di putaran final Euro.
Format berubah lagi pada Euro 1996 di Inggris, ketika ada 16 tim dengan 31 pertandingan. Tetapi, tidak adanya perebutan tempat ketiga terus dipertahankan. Begitu pula seterusnya hingga Euro 2016 ini untuk pertama kalinya ada 24 tim yang menembus putaran final.
Yang menarik, Euro menjadi satu-satunya turnamen internasional yang tidak mengenal perebutan tempat ketiga. Piala Dunia, Copa America, Piala Afrika, hingga Piala Asia memiliki pertandingan ini. Namun, memang tidak bisa dipungkiri, keberadaan laga perebutan tempat ketiga memang ‘kurang menjual’. Biasanya, laga-laga tersebut hanya mengundang minat penonton yang lebih sedikit. Kala turnamen internasional tiba di laga terakhir, penonton memang lebih suka menyaksikan final. [sidomi]