BALEENDAH, Balebandung.com – Nama Susanti menjadi topik pembicaraan, khususnya di kalangan warga nahdliyin Kabupaten Bandung. Susan baru saja terpilih sebagai Ketua Pengurus Cabang Fatayat Nahdlatul Ulama Kabupaten Bandung periode 2025-2030, pada Konfrensi Cabang ke-IX PC Fatayat NU Kabupaten Bandung yang digelar di Aula Pondok Pesantren Al Ma’arif, Cigondewah, Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung, pada Minggu (16/2/2025) lalu.
Melalui dua putaran, Susanti yang menjabat Plt Sekretaris PC Fatayat Kabupaten Bandung akhirnya meraup 17 suara Pengurus Anak Cabang (PAC) dari total 26 PAC yang memiliki hak suara. Sementara rivalnya, Emma, Ketua PAC Fatayat Pacet, meraup 9 suara.
“Saya ditakdirkan Allah untuk menjadi ketua. Jadi, itu amanah dari Allah yang terbaik buat saya untuk menjalankannya,” ucap Susan seusai dirinya terpilih.
Selain aktif di Fatayat, latar belakang perempuan yang akrab disapa Teh Susan ini juga sebagai akademisi. Ia menjadi guru di Yayasan Nurul Falah, Sekolah Cinta Ilmu, juga dipercaya menjadi Kepala SMA Aisyah Darul Majid. Kedua sekolah tempat kerjanya ini berada di Jalan Raya Laswi, Desa Wargamekar, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung.
Di tengah kesibukannya, sesekali Susan mendapat job untuk menjadi master of ceremony (MC) dan make up artist (MUA). Teh Susan juga terbilang pandai dalam berorasi. Ia adalah alumni S1 UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Perempuan kelahiran Bandung 10 April 1988 ini mengaku siap memimpin Fatayat karena dukungan dari para kader dari 31 PAC se-Kabupaten Bandung.
“Saya siap karena selama ini saya selalu berjuang bersama para kader dari 31 PAC. Kami kompak dan solid,” tandasnya.
Teh Susan mengaku dirinya akan melanjutkan program yang sebelumnya belum tuntas. Antara lain program unggulan Perempuan Bersuara Mengawal JKN-KIS.
Kemudian mengembangkan kepengurusan hingga tiap ranting dan anak ranting. Ia pun siap memfasilitasi potensi-potensi para kader dari 31 PAC se-Kabupaten Bandung.
Selain itu juga akan meningkatkan program kerja berbasis pemberdayaan perempuan dan kemanusiaan. Susan pun bertekad akan terus mengembangkan dan memberdayakan perempuan NU di sektor pendidikan, ekonomi, dan dakwah melalui digitalisasi.
“Fatayat harus menjadi lembaga yang mandiri, kuat dan menguasai teknologi informasi,” imbuh Susan yang mulai aktif di Fatayat sejak 2017 ini.
Ditanya kenapa dirinya memilih aktif di Fatayat, Susan menuturkan ia terinspirasi oleh pamannya, Ketua PCNU Kabupaten Bandung almarhum KH. Asep Jamaludin. Hingga akhirnya Susan pun diminta oleh istri sang paman, Ai Nurjannah, untuk bergabung di kepengurusan PAC Fatayat Baleendah.
“Almarhum paman saya, KH Asep Jamaludin selalu menginspirasi saya di NU. Beliau orang yang sangat bijak dan tidak takut menegur. Siapa yang salah dia salahkan dan yang benar dipertahankan. Saya belajar banyak dari beliau, paman sekaligus bapak bagi saya dan para kader Fatayat NU,” ungkap Susan.
“Dari situ saya mulai aktif dan dibawa-bawa oleh Bunda Ayu (Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Bandung Yayu Juariyah) ke tiap PC. Saya belajar banyak dari beliau untuk menjadi kader Fatayat yang militan dan peduli umat,” imbuh Susanti. ***