Ketum HKTI Moeldoko Panen Kopi Juara Dunia di Gunung Puntang

oleh
oleh
Ketua Umum HKTI Jenderal Purnawirawan Moeldoko saat mengunjungi perkebunan kopi di Gunung Puntang, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Selasa (29/5/18).

CIMAUNG – Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Purnawirawan Jenderal TNI Moeldoko mengunjungi perkebunan kopi di Gunung Puntang, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Selasa (29/5/18).

Dalam kunjungannya itu Moeldoko yang juga menjabat Kepala Staf Kepresidenan ini menyatakan dirinya sangat mengapresiasi prestasi kopi dari Gunung Puntang atau kopi Java Preanger yang sudah mendapatkan pengakuan dari dunia internasional sebagai salah satu kopi terbaik di dunia dengan skor mencapai 86,2 dengan predikat excelent.

“Kopi Gunung Puntang ini kan meraih prestasi luar biasa di ajang kopi internasional di Amerika dengan poin tertinggi di dunia mencapai 86,2. Makanya saya tertarik dengan potensi dari kopi Gunung Puntang yang sudah punya prestise internasional ini, agar bisa dikembangkan lagi dan prestasinya dipertahankan, kalau bisa ditingkatkan,” ungkap Moeldoko kepada wartawan di sela acara panen kopi.

Ia menunjuk contoh, salah satu yang perlu ditingkatkan dari produksi Kopi Gunung Puntang adalah kapasitasnya hanya 2 kg perpohonnya. “Kalau bisa diinsentifkan lagi kapasitas produksinya satu pohon bisa mencapai 5 kilo misalnya,” imbuh Moeldoko.

Beberapa permasalahan lain yang menjadi sorotannya juga termasuk soal penggunaan pupuk organik. Sebab menurutnya penggunaan pupuk organik relatif lebih aman untuk tanaman kopi maupun lahannya.

“Kalau pakai pupuk organik itu kan manakala hujan, limbah pupuknya itu tidak akan sampai mencemari areal perkebunan kopi yang ada di bawahnya. Lain halnya kalau pakai pupuk kimiawi,” terangnya.

Hal yang ketiga adalah soal pengunaan teknologi terutama pada saat panen, kemudian terkait manajemen dan kelima terkait pemasarannya.

Sementara itu, petani kopi Java Preanger, Ayi Sutedja (55) mengaku baru mulai menggarap lahan milik Perhutani itu sejak 2012 lalu. Menurut Ayi, selama ini kontribusi dari pemerintah daerah untuk penggarap di wilayah kehutanan ini jarang terperhatikan dalam hal bantuan, baik bibit maupun pupuk.

Baca Juga  Moeldoko; Gaji BPIP Ada Standarnya, Kemenkeu yang Urus

“Di sini para petani rata-rata memiliki hingga 500 pohon kopi. Diharapkan, dengan kedatangan Ketua HKTI yang juga sekaligus sebagai Kepala Staf Kepresidenan ke depannya mampu memberikan solusi permasalahan yang dihadapi petani di antaranya ketersediaan pupuk dan infrastuktur jalan. Bantuan dari pemerintah belum ada, alasannya karena kami menggarap di lahan kehutanan melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH),” ungkap Ayi. ***

No More Posts Available.

No more pages to load.