SOREANG – Berbagai pagelaran seni budaya tradisional dan seni modern ditampilkan pada Gebyar Pemuda dan Pariwisata Kabupaten Bandung di Bale Rame, Komplek Gedung Budaya Sabilulungan, Soreang, Minggu (30/10/16). Kegiatan tersebut, diinisiasi Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bandung, dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda, bekerjasama dengan Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispopar) Kab Bandung.
Ketua KNPI Kabupaten Bandung, Galih Hendrawan mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya menjaga dan melestarikan seni budaya. Jangan sampai, kata Galih, generasi muda Kabupaten Bandung melupakan seni budaya dan terus larut dalam hinggar bingarnya budaya asing dalam kesehariannya.
“Ini salah satu upaya KNPI untuk terus menggelorakan seni budaya tradisional. Anak muda jangan malu menjadi pelaku dan menampilkan seni budaya tradisional, tapi justru harus bangga. Anak muda harus berkarya dan inovatif termasuk dalam berkesenian dan berkebudayaan,” kata Galih.
Menurutnya saat ini ada kesan jika pemuda lebih banyak menggandrungi budaya asing. Galih tak menampik memang begitu adanya. Namun sebagai generasi muda Indonesia, khususnya Jawa Barat, pemuda juga berkewajiban untuk menjaga dan melestarikan seni budaya warisan leluhur ini. Tapi untuk menolak berbagai seni budaya asing itu, kata Galih, bukan perkara mudah, sehingga harus dicarikan jalan tengahnya, yakni mensinergikan antara seni budaya tradisional dengan asing atau modern.
“Seperti pada Januari mendatang grup angklung Pancaniti dari Kecamatan Pacet, mereka akan manggung di Kantor Kedutaan Belanda. Nah, mereka juga memadukan unsur tradisional dengan modern, tentunya dengan semangat untuk terus memajukan seni budaya sendiri,”ujarnya.
Galih melanjutkan, pagelaran seni budaya tradisional yang ditampilkan kali ini, adalah jaipongan, angklung, longser dan puluhan seni budaya tradisional dan modern lainnya akan ditampilkan di tempat ini. Jelang sore harinya tampil pula Pas Band, Utopia, Riff dan Ebiet Beat. Selain untuk menunjukan eksistensi pemuda, kata dia, kegiatan ini juga untuk mendorong pariwisata di Kabupaten Bandung.
“Selain seni budaya tradisional, kami juga menampilkan kesenian modern dan juga berbagai aktivitas hobi pemuda, seperti sepatu roda, BMX, pertunjukan band dan lainnya, ini memang ajang untuk pemuda unjuk kabisa. Selain itu juga dihibur penampilan dari Pas Band, Utopia, Riff dan Ebiet Beat.,”sebutnya.
Bupati Bandung Dadang M Naser mengapresisasi kegiatan yang digelar KNPI karena menurutnya festival seni budaya ini merupakan ajang promosi pariwisata Kabupaten Bandung yang memang kaya akan seni budaya. Ke depan diharapkan festival seperti ini benar-benar bisa jadi bagian dari industri pariwisata di Kabupaten Bandung. Karena memang, kata dia, untuk saat ini kegiatan seperti ini masih berjalan parsial, belum terkoneksi langsung dengan para pelaku pariwisata, khususnya biro perjalanan wisata.
“Memang harus diakui ini masih berjalan parsial, belum terkoneksi dengan biro perjalanan wisata. Tapi walaupun begitu, sebenarnya para pelaku seni budaya dan ekonomi ini mereka sudah berjalan di daerah lain, termasuk di Kota Bandung. Nah, kedepannya, akan dilakukan pengelolaan yang lebih baik agar kegiatan festival seni budaya ini bisa mendatangkan wisatawan,”ujarnya.
Selain pada festival yang digelar di Bale Rame seperti ini, kata Dadang, sebenarnya para pelaku seni budaya dan ekonomi berbasis seni budaya ini, juga diharapkan bisa terus berkembang di daerahnya masing-masing. Terutama para pelaku yang berada di desa-desa wisata di Kabupaten Bandung, di mana desa mereka selalu dikunjungi oleh wisatawan dalam dan luar negeri.
Apalagi, lanjut Dadang, saat ini pihaknya juga tengah mempersiapkan Kampung Sunda. Di Kampung Sunda itu, kata dia, nantinya berbagai kesenian dan budaya Sunda setiap hari akan menggelar berbagai seni budaya, termasuk juga menjajakan berbagai cindera mata khas Sunda khususnya Kabupaten Bandung.
“Makanya nanti setelah Tol Soroja selesai dibangun Desember 2016, tentu saja tidak ada hambatan lagi untuk terkoneksi dengan pelaku pariwisata dari luar, berbagai biro perjalanan wisata aksesnya akan lebih mudah ke sini. Nah, untuk pembangunan Kampung Sunda ini, saya masih mencari Event Organizer (EO) dan pemodal yang bisa mengelolanya secara profesional,”kata bupati.