CIMAUNG – Para komunitas atau kelompok kopi, yang terdiri dari para petani dan pengrajin kopi asal Jawa Barat berkumpul dalam acara “Sarasehan Urang Gunung” khususnya penggiat Java Preanger Coffee di Vila Puntang Djaya Bandung Resort, Desa Campakamulya, Kec Cimaung, Kab Bandung, Senin (17/10/16).
Acara ini digelar dalam rangka silaturahmi serta diskusi antar-komunitas kopi di Jawa Barat, seperti dari Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Cianjur. Untuk itu melalui acara ini, Pengrajin Kopi Java Preanger sekaligus Ketua Panitia Acara “Sarasehan Urang Gunung” ini, Ayi Sutedja mengharapkan kopi bisa menjadi industri pertanian besar dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
“Acara ini dimaksudkan agar bisa menjadikan pertanian kopi ini suatu yang sangat besar dan memiliki nilai ekonomi yang bisa dimanfaatkan para petani,” ungkap Ayi dalam laporannya.
Ayi mengaku acara sarasehan ini merupakan pertama kali digelar bagi para petani dan pengrajin kopi di Jawa Barat, sehingga dia berharap pula acara ini bisa menghasilkan output atau masukan bagi pengembangan industri kopi dengan melibatkan langsung para petani dan pengrajin.
“Permasalahan saat ini yang kita hadapi adalah pada proses produksinya, kopi disitulah intinya. 80 persen ada pada proses produksinya,” kata Ayi.
Dalam proses produksi, saat ini para petani hanya bisa menghasilkan buah kopi dalam bentuk gelondongan. Jadi, Ayi ingin ada dorongan agar para petani bisa menghasilkan – minimal hingga proses pembentukan gabahnya. “Lebih baik lagi petani sudah bisa menghasilkan green bean. Nah, itu jadi bisa mendapatkan nilai jual bagi petani,” jelasnya.
Hal ini pun mendapat dukungan di Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang mengungkapkan pihaknya akan terus mendorong agar kopi produksi Jawa Barat, khususnya produk Java Preanger bisa terus mendunia, karena kopi tersebut memang memiliki kualitas dunia.
“Alhamdulillah waktu di Atlanta, Kopi Preanger poduksi dari Gunung Puntang ini berhasil meraih predikat nomor satu di dunia. Jadi kita ingin lebih dikenal dan kita juga akan terus memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menanam kopi,” ungkap Aher di sela sarasehan ini.
“Kita juga terus mendorong supaya para petani kopi dengan banyaknya produksi dan harga produksinya semakin baik, harganya semakin baik. Maka para petani pun akan lebih sejahtera lagi, bahkan kesejahteraan para petani adalah yang utama ketika kopi Java Preanger dikenal oleh masyarakat dunia sebagai kopi yang terbaik,” tambahnya.
Jawa Barat hingga kini telah memiliki lahan kopi sampai 36.000 hektar dengan potensi lahan hingga 200.000 hektar. Selain itu, Jabar juga memiliki lahan indikasi geografis untuk lahan kopi hingga sembilan lahan indikasi, enam diantaranya ada di Bandung, dua di Garut, dan satu di Sumedang.
Untuk mendukung pengembangan industri kopi Jawa Barat, setiap tahunnya Pemprov Jawa Barat pun membagikan jutaan bibit pohon kopi kepada masyarakat dan petani kopi. Rencananya tahun depan Pemprov Jawa Barat akan kembali membagikan bibit pohon kopi hingga 5 juta bibit pohon kopi unggul dan bersertifikat.