Minggu, Oktober 27, 2024
BerandaBale BandungKunci Keberhasilan Pengembangan Desa Wisata Tak Ada Egosektoral

Kunci Keberhasilan Pengembangan Desa Wisata Tak Ada Egosektoral

SOREANG, balebandung.com – Staf Ahli Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Keuangan Kabupaten Bandung H. Agus Firman Zaini menyatakan, kunci keberhasilan pengembangan desa wisata tak ada egosektoral di antara organisasi perangkat daerah (OPD).

“Antara OPD, harus kerja bareng atau kerja bersama dengan melibatkan seluruh kepentingan. Intinya kita harus menerapkan program pentahelix, dalam mewujudkan dan mengembangkan desa wisata,” kata Agus Firman kepada wartawan, Sabtu (6/8/2022).

Agus Firman mengatakan, dalam pengembangan desa wisata itu, harus sesuai dengan potensi wilayah di masing-masing desa itu sendiri.

“Lebih penting lagi dalam pengembangan desa wisata harus diawali tumbuh dan keinginan dari warga itu sendiri sebagai warga setempat. Baru dari kita sebagai pemerintahan melakukan pembinaan dan mendorong mereka untuk lebih serius dalam mengelola desa wisata. Dengan harapan dari pengelolaan desa wisata dapat membangkitkan dan mendongkrak ekonomi masyarakat,” kata Agus Firman.

Ia menyebutkan dengan adanya desa wisata, secara otomatis akan ada kunjungan dari para wisatawan. “Kesiapan mentalitas masyarakat dari sisi kebersihan, keamanan, ide kreatif untuk membuat souvernir harus menjadi daya tarik dari para penggerak desa wisata itu,” ujar Agus Firman.

Ia juga berharap kepada para pengelola wisata harus memiliki ciri khas, sebagai daya tarik wisatawan karena tumbuh dengan sendirinya di masyarakat. “Berkaitan dengan ciri khas itu, setiap wilayah tentunya berbeda tema dari pengembangan desa wisata tersebut,” jelasnya.

Ia pun mengatakan, kunci lainnya dari pengembangan desa wisata adalah ketersediaan sarana prasarana, home stay, dengan memanfaatkan fasilitas masyarakat.

“Artinya kita tak harus berpikir mendirikan hotel di desa. Tapi kita lebih baik memanfaatkan home stay milik masyarakat, dengan memperhatikan kebersihan lingkungan. Termasuk harus ada toilet yang bersih dan air tersedia, supaya wisatawan merasa nyaman saat berkunjung,” ujarnya.

Daya dukung lainnya, kata dia, harus ada fasilitas WiFi, untuk optimalisasi kepentingan komunikasi para wisatawan. “Koneksitas jaringan internet sangat dibutuhkan oleh wisatawan. Ada sebutan, tak bisa hidup tanpa koneksitas jaringan internet. Intinya, semua fasilitas harus mapan. Kemudian fasilitas ibadah juga harus ada, dan itu penting,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Apdesi Kabupaten Bandung Dedy M. Bram mengatakan, pengembangan desa wisata harus mapan dalam ketersediaan sarana dan prasarana. “Warga setempat juga harus ramah saat menerima atau menyambut para wisatawan. Tersedianya ciri khas makanan, yang sifatnya kedaerahan. Orang yang senang dengan lokasi wisata itu akan dikejar oleh wisatawan,” kata Dedy M. Bram, yang juga Kepala Desa Cikoneng Kecamatan Ciparay.

Ia juga berharap desa wisata harus religius, di antaranya ada mushola sebagai sarana ibadah para pengunjung yang datang. “Perlu diperhatikan pula, jika wisata di desa tumbuh, ekonomi masyarakat akan meningkat,” kata Dedy.

Dedy menyebutkan, pengembangan desa wisata bisa menyerap tenaga kerja, karena akan terciptanya lapangan kerja baru untuk masyarakat. “Masyarakat lokal juga akan diuntungkan, terutama pelaku usaha dengan membuat produk ekonomi kreatif,” katanya.

Tak hanya itu, imbuhnya, pengembangan desa wisata dapat mendongkrak pendapatan asli desa setempat. “Jadi pengembangan desa wisata banyak keuntungannya,” ujarnya.

Dedy pun berharap dalam upaya mengembangkan desa wisata, pemerintah terkait harus terus memberikan pembinaan dan edukasi kepada masyarakat.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Wawan A Ridwan mengatakan, pengembangan desa wisata itu, masyarakat setempat harus sadar wisata. “Misalnya, tidak membuang sampah sembarangan,” katanya. ***

BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERKINI

spot_img