
SOREANG – Sebagai upaya pemerintah dalam menyelesaikan permasalah lahan kritis di Bandung Selatan, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Perum Perhutani bersama Pemerintah Kabupaten Bandung, menargetkan sekitar 4 ribu hektar untuk dilakukan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
Wakil Kepala Divisi Regional Perhutani Jabar dan Banten (Divre Janten) Ir.Endung Trihartaka .,M.Si menyebut luas kawasan Divre Janten mencapai 675 ribu Ha sej Jawa Barat.
“Sedangkan di Bandung Selatan, dari 55 ribu lahan kritis tinggal sekitar 4 ribu lagi yang perlu direhabilitasi. Jika sudah target ini selesai, maka seluruh hutan Perhutani yang ada d wilayah Bandung ini sudah selesai semua,” ungkap Endung usai acara Sosialisasi Program RHL di kawasan hutan Perum Perhutani Divre Janten di Gedung Moch. Toha Soreang, Kamis (2/11/17).
Menurut Endung, wilayah yang akan dipenetrasi merupakan kawasan DAS Citarum selama bulan November dan Desember. Selain kerjasama dengan pemerintah, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk bekerja sama dalam hal pengamanan hutan lindung.
“Program ini ke depan akan mengajak juga seluruh elemen masyarakat, dalam hal pengamanan hutan lindung yang direhabilitasi. Dengan tiga acuan yakni pohon yang kita tanam jenisnya multiguna, bisa bermanfaat untuk ekologi, sosial dan ekonomi, melalui sistem PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat),” terangnya.
Bupati Bandung H.Dadang M. Naser, SH.,M.Ip mengatakan sebelumnya pemerintah juga sudah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Perhutani untuk memperkuat penanaman pohon di di DAS Citarum.
“90 persen penanaman pohon di Sub DAS Citarum sudah baik, kali ini akan disosialisasikan pemetaannya hingga breakdown di lapangan, untuk penanaman pohon di berbagai wilayah,” ucap Bupati.
Selain untuk kelangsungan hidup manusia lanjutnya, penanaman pohon juga bisa mengurangi resiko terjadinya bencana. Dia berharap program ini bisa menjadi solusi dari persoalan lingkungan selama ini.
“Tanggungjawab kita saling bertauan untuk bersama memikirkan bagaimana pemda dan Perhutani berbuat, bukan saling menyalahkan atas kerusakan alam yang selama ini terjadi, bahkan hingga mengakibatkan bencana yang berujung korban,” tandasnya.
Pada kesempatan itu bupati memberi peringatan keras terhadap kelompok masyarakat yang masih menanam sayur di lahan miring, untuk menggantinya dengan tanaman pohon keras.
“Lahan kritis jangan dibiarkan gundul, apalagi ditanami sayur. Perhatikan, jangan sampai ada hutan yang tidak tertanami pohon keras, seperti buah saninten sebagai endemiknya Jabar sejenis kacang, tanaman makademia, alpukat, kopi, nangka, eucalyptus dan lainnya,” kata dia.
Dadang mengajak semua pihak untuk mengevaluasi agar terbangun gerakan gotong royong bersama masyarakat untuk membentuk
desa hutan.
“Pelajar juga sudah kita libatkan untuk program Satapok. Mudah-mudahan akan terbentuk kawasan rindang dan asri melalui program ini, khususnya untuk RHL di DAS Citarum di Kabupaten Bandung,” harapnya.