RANCAEKEK,balebandung.com – Bupati Bandung HM Dadang Supriatna kembali melaksanakan program Rembug Bedas di tiga desa di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung, Selasa (10/1/2023). Ketiga desa yang menjadi sasaran Rembug Bedas meliputi Desa Sukamulya, Desa Linggar dan Desa Cangkuang Kecamatan Rancaekek.
Pada kegiatan Rembug Bedas itu, seperti biasa sejumlah warga menyampaikan curhatannya atau unek-uneknya sesuai dengan harapan Bupati Bandung. Setiap harapan yang disampaikan warga itu, Bupati Bandung selalu berusaha untuk menyiapkan solusinya.
Dadang Supriatna pun terus menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya para pemilik lahan pertanian abadi di Kabupaten Bandung. “Mulai tanggal 1 Januari 2023, lahan sawah abadi bebas pembayaran PBB (Pajak Bumi dan Bangunan). Hal itu dibuktikan dengan RTRW, dan Kepala Desa-nya membuat Perdes (Peraturan Desa) berkaitan dengan lahan abadi,” kata Bupati Bandung dihadapan ratusan warga dari berbagai stakeholder di GOR Desa Sukamulya.
Meski ditetapkan sebagai lahan abadi, Bupati Bandung menyebutkan bahwa lahan pertanian padi bisa dijualbelikan. “Tapi tak bisa dijadikan kawasan perumahan dan pabrik. Sejak 1 Januari 2023, dibebaskan dan tak perlu bayar PBB,” kata Bupati Bandung.
Menurutnya, walaupun banyak pabrik, tetapi lahan sawah jangan dibebaskan untuk pembangunan pabrik. Hal itu dalam upaya mempertahankan lahan abadi, untuk ketahanan pangan.
“Lahan abadi tak harus bayar pajak setiap tahunnya,” katanya.
Bupati Bandung pun akan terus mengembangkan inovasi daerah dalam upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Di hadapan masyarakat, Bupati Bandung berharap kepada masyarakat untuk memanfaatkan pinjaman dana bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan. Pemkab Bandung sudah menyiapkan anggaran Rp 70 miliar, untuk menciptakan 35.000 pengusaha baru di Kabupaten Bandung.
“Anggaran sebesar Rp 70 miliar untuk dimanfaatkan masyarakat. Silahkan manfaatkan untuk modal usaha,” katanya.
Bupati Bandung mengutarakan pribahasa, jangan sampai terjadi tikus mati di lumbung padi. Sementara di Desa Sukamulya masih banyak warga yang menganggur, sementara di desa tersebut banyak pabrik.
“Jika perlu saya akan datang ke pabrik, untuk membantu dan memfasilitasi masyarakat yang mau bekerja di pabrik,” katanya.
Bupati Bandung mengungkapkan hal itu untuk menjawab curhatan warga bahwa di Desa Sukamulya masih banyak warga yang menganggur. “Apakah yang menganggur itu, ingin kerja di pabrik. Kalau ingin kerja di Korea Selatan dan Jepang, nanti kita latih bahasa Korea dan Jepang. Bagaimana pun juga warga yang menganggur di Kabupaten Bandung, khususnya di masing-masing desa harus ada solusi dan inovasi untuk meningkatkan ekonomi masyarakat,” tuturnya.
Dadang Supriatna pun berharap kepada para kepala sekolah untuk menghindari pungutan liar, yang dapat membebani para orang tua siswa. “Sebaiknya, kepala sekolah datang pukul 06.30 WIB, sebelum para siswa datang. Ini untuk melatih anak-anak hormat kepada orang tuanya, dan membentuk anak-anak berakhlakul karimah,” katanya.***