BANDUNG – Sejak Kota Bandung mendapatkan nilai A untuk predikat akuntabilitas kinerja tingkat nasional pada tahun 2016, Kota Bandung banyak dijadikan tempat menimba ilmu oleh kota/kabupaten lain se-Indonesia. Hingga kini, telah lebih dari 20 daerah yang menjalin kerja sama pembangunan daerah dengan Kota Bandung.
Kali ini, ajakan kerja sama datang dari Kabupaten Lebak, Banten yang dipimpin Iti Octavia Jayabaya. Jumat (3/3/17). Iti beserta jajaran pemerintahannya menemui Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Pendopo Kota Bandung yang juga didampingi beberapa pimpinan SKPD untuk menandatangani kesepakatan bersama antara kedua daerah.
Kabupaten Lebak, Banten, merupakan daerah yang luas wilayahnya hampir sepertiga Provinsi Banten dengan panjang garis pantai mencapai 92 km. Wilayahnya masih banyak hutan yang berpotensi menjadi daya tarik wisata, dengan andalan Pendapatan Asli Daerah sebagian besar dari bidang pertanian.
Iti mengaku sangat ingin belajar dari Kota Bandung atas keberhasilannya membangun daerah dengan berbagai dinamikanya. Selaku kepala daerah, ia juga ingin membawa perubahan positif bagi Kabupaten Lebak. Dari Bandung, ia ingin belajar memperbaiki dan mereformasi birokrasi.
“Secara nasional kan Bandung sudah mendapat predikat A, kami baru mendapat nilai B. Jadi kami juga ingin belajar dari situ sehingga kita bisa memperbaiki kinerja aparatur pemerintah daerah juga,” ujar Iti saat ditemui usai penandatanganan kerja sama.
Selain soal birokrasi, Iti juga akan belajar tentang pengelolaan ekonomi kerakyatan. Iti menilai Kota Bandung memiliki konsep pemberdayaan ekonomi masyarakat yang komprehensif, mulai dari pemberian modal, penghilangan ijin, hingga bantuan promosi dan pemasaran. Oleh karena itu, konsep Kredit Melati, Little Bandung, dan penghapusan ijin usaha untuk UMKM akan dijadikan inspirasi bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak.
Ridwan Kamil sendiri mengaku senang jika gagasannya bisa bermanfaat bagi orang banyak, tidak hanya di Kota Bandung tetapi juga kota-kota lain se-Indonesia. Bagi dia, kata “kompetisi” harus dihilangkan dari kamus membangun kota.
“Selalu, bagi saya, hilangkan kompetisi, perbanyak kolaborasi, karena kita NKRI,” ujarnya mengucapkan prinsip andalannya.
Sebagai langkah konkret kerja sama Bandung dan Lebak, Emil berencana akan mengirimkan delegasi pengusaha di bidang pariwisata ke Lebak. Tujuannya untuk melihat potensi dan membantu meningkatkan nilai jual pariwisata di daerah tersebut.
Selain itu, Emil juga akan menghibahkan perangkat-perangkat lunak penunjang Smart City yang telah dimiliki Kota Bandung sesuai dengan kebutuhan Lebak. Dengan demikian, Lebak tidak perlu mengeluarkan dana banyak untuk persoalan yang sama. “Kita menawarkan smart city kita. Itu mah tinggal di kopi-tiru aja, jadi nggak usah keluar biaya lagi,” kata dia.