Lubang Biopori pun Jadi Solusi Masalah Sampah

oleh
oleh
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab Bandung, Asep Kusumah saat Bimbingan Teknis Konservasi Sumber Daya Air di Aula Kantor Desa/Kecamatan Katapang, Kamis (29/3). by Humas Pemkab Bandung.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab Bandung, Asep Kusumah saat Bimbingan Teknis Konservasi Sumber Daya Air di Aula Kantor Desa/Kecamatan Katapang, Kamis (29/3). by Humas Pemkab Bandung.

KATAPANG – Konservasi sumber daya air dengan membuat lubang resapan biopori merupakan salah satu cara konservasi yang murah meriah. Dengan membuat lubang tanah berdiameter 10 cm dengan kedalaman 1 meter menggunakan alat berupa bor sederhana.

“Meskipun idealnya dalam setiap 100 m2 ada 28 lubang, namun sebagai awalnya setiap rumah wajib membuat 2 lubang resapan biopori,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, Asep Kusumah, saat Bimbingan Teknis Konservasi Sumber Daya Air di Aula Kantor Desa/Kecamatan Katapang, Kamis (29/3/17).

Sedangkan secara taktis, imbuh Asep, Pemkab Bandung terus mensosialisasikan agar tiap desa, melalui Peraturan Desa (Perdes), mewajibkan warganya memiliki minimal dua lubang resapan biopori yang nanti turut menangani masalah sampah secara khusus (tematik), karena lubang biopori ini fungsinya banyak.

Lubang resapan biopori ini bisa menjadi solusi, karena sampah yang dihasilkan masyarakat 45 sampai 60% adalah sampah organik. Jadi, terang Asep, ketika 60% sampah itu masuk ke dalam lubang ini, maka diharapkan 60% sampah di Kabupaten Bandung sudah berkurang sejak dari sumbernya. Sedangkan sisanya sampah anorganik diambil oleh Bank Sampah.

“Per 100 meter bangunan harus ada 28 lubang biopori. Awali dengan minimal dua lubang. Di rumah kontrakan juga bisa dibuat, yang buat lubangnya nanti kader Bank Sampah, dan membuat pernyataan bahwa sampah anorganiknya nanti diangkut oleh kader Bank Sampah,” jelas Asep.

Secara alami biopori terbentuk akibat adanya gerakan akar tanaman atau hewan kecil seperti rayap, semut, cacing dan lain-lain yang akan meningkatkan kualitas dan daya resap tanah terhadap air dan pada gilirannya akan meningkatkan kualitas air tanah itu sendiri.

Sampah organik atau sampah yang mudah busuk, setelah dimasukkan ke dalam lubang resapan biopori, akan menghasilkan belatung, mengundang cacing, atau binatang-binatang kecil lainnya.

Baca Juga  Aplikasikan Inovasi, Bupati Bandung Apresiasi Kinerja Baznas 2023

“Ini merupakan pendekatan yang sangat sederhana dengan harapan ketika sampah organik sudah masuk ke lubang biopori dan sampah anorganik masuk ke bank sampah, sungai dan lingkungan pun akan bersih karena tidak ada sampah berserakan,” kata Asep.

No More Posts Available.

No more pages to load.