BANDUNG, Balebandung.com – Ratusan mahasiswa baru Seleksi Mandiri (SM) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan puluhan advokat yang tergabung dalam aliansi Isola Menggugat mengadakan forum diskusi virtual terkait keluhan biaya penerimaan SM tahun 2021, Jumat (20/8/21).
Dalam zoom meeting itu terungkap mahasiswa baru yang kesulitan membayar uang pangkal di kondisi pandemi Covid-19 yang jumlahnya sekitar Rp18-39 juta. Selain biaya yang cukup tinggi, mahasiswa baru juga mengeluhkan mepetnya waktu pembayaran yang diberikan. UPI memberi tenggat pembayaran uang pangkal dari tanggal 15-23 Agustus 2021, dua hari setelah penerimaan mahasiswa baru SM.
Forum ini juga didukung dengan pemaparan data yang telah dikumpulkan para advokat dari 505 mahasiswa baru yang memiliki kesulitan. Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa penghasilan orang tua mahasiswa sekitar 500 ribu hingga 6 juta perbulan (belum termasuk tagihan listrik, air, dan lain-lain). Sedangkan biaya uang pangkal termurah berada di angka 18 juta.
Mahasiswa juga menyoroti kebijakan uang pangkal yang ditetapkan oleh UPI tidak sesuai dengan regulasi yang ada. Menurut Permendikbud no. 25 tahun 2020 pasal 10 ayat 2-4, uang pangkal harus dilihat dari kondisi ekonomi mahasiswa dan menggunakan prinsip yang berlaku.
Selain pemaparan data dan kajian regulasi, ada juga pembahasan terkait keluhan yang dirasakan oleh mahasiswa baru maupun advokat yang hadir. Salah satu mahasiswa baru, Gohan, mengeluhkan tidak adanya solusi dari kampus ketika dia datang langsung dari Bekasi.
“Dari pihak kampus sendiri hanya menjelaskan ke kami untuk diusahakan terlebih dahulu hingga tanggal 23 Agustus. Sedangkan di sisi lain saya kebingungan bagaimana lagi kedepannya untuk melanjutkan registrasi mahasiswa baru ini. Harapan saya semoga bisa dicicil dan diberikan perpanjangan waktu.”, ungkap Gohan.
Salah satu advokat, Adinda, juga menyoroti pelayanan kurang baik dari pihak UPI. Contohnya seperti lambatnya respon dari pelayanan, tidak dibalasnya pesan, dan perbedaan instruksi yang diarahkan dari berbagai pihak (BAAK, prodi, dan pernyataan pada saat audiensi sehari sebelumnya). Itu semua membuat advokat bingung mengambil langkah yang mana.
Dari forum tersebut para mahasiswa baru berharap kampus UPI dapat memotong biaya uang pangkal SM, memberi tambahan waktu pembayaran, dan juga dapat pembayara uang pangkal secara mengangsur.
Pihak Isola Menguggat akan menindaklanjuti hasil pemaparan data dan kondisi yang terjadi dalam forum tersebut untuk nantinya dijadikan strategi bergerak untuk menjawab keluhan-keluhan dari mahasiswa baru.
“Saya harap kita tidak hanya menuntut hak-hak kita dipenuhi, tapi kita juga harus tetap gerak bersama”, ujar Azmi, moderator forum zoom meeting.***