Selasa, November 26, 2024
spot_img
BerandaBale BandungMak Eti Jadi Inspirasi Petani Milenial

Mak Eti Jadi Inspirasi Petani Milenial

IBUN, Balebandung.com – Bupati Bandung HM Dadang Supriatna menyerahkan Kartu Tani Bedas, serta pembiayaan Kredit Usaha Tani Rakyat pola kemitraan, bagi petani kopi di Poktan Kopi Wanoja, Kampung Sangkan, Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jumat (11/6/21).

Penyerahan Kartu Tani Bedas itu dirangkaikan dengan peresmian bangunan Unit Pengolahan Hasil Kopi Kelompok Tani (Poktan) Wanoja yang diketuai Hj. Eti Sumiati.

Sosok Emak Eti Sumiati (70) yang dikenal sebagai “Nenek Bedas” pada kegiatan ini menjadi sorotan. Sebab di usia senjanya, Mak Eti masih mampu memelihara lahan seluas 90 hektare untuk pertanian kopi di Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung. Puluhan hektare lahan pertanian itu dikelola bersama puluhan anggota kelompoknya yang tergabung dalam Kelompok Tani Kopi Wanoja.

Nenek Bedas ini mengembangkan tanaman kopi setelah pensiun dari ASN (Aparatur Sipil Negara) pada 2010 silam. Atas keuletannya mengelola kopi, Mak Eti sudah mendapatkan banyak prestasi atau penghargaan dari pemerintah atau pihak lain karena kualitas kopinya yang bagus dan enak untuk diminum. Kopi Wanoja ini dijuluki sebagai kopi terbaik di Indonesia.

“Mak Eti ini bisa dicontoh dan harus dicontoh oleh para pemuda milenial. Karena dengan usianya yang sudah 70 tahun, masih bisa memelihara lahan seluas 90 hektare untuk lahan pertanian kopi. Pengelolaan lahannya  bersama anggota Poktan Kopi Wanoja,” kata Bupati Bandung.

Bupati mengatakan, dengan kerja keras Mak Eti bisa jadi motivasi bagi para pemuda untuk produktif. “Para pemuda jangan malas-malasan dan jangan banyak berdiam diri di rumah. Ayo berproduktif, dan Mak Eti bisa menjadi inspirasi untuk meningkatkan ekonomi dalam pengembangan pertanian,” seru Kang DS, sapaan Dadang Supriatna.

Kang DS menyatakan, Pemkab Bandung akan terus mendukung para petani di Kabupaten Bandung. “Pemerintah akan hadir di tengah-tengah para petani. Di saat para petani mengalami kerugian, pemerintah akan memberikan subsidi,” kata Kang DS.

Kang DS menyebut potensi pertanian di Kabupaten Bandung mencapai 36,2 ribu hektare. Sementara di lapangan belum seluruhnya potensi pertanian itu tergali.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tisna Umaran menyatakan, pengembangan kopi yang dikelola Poktan Wanoja itu sebagai konsep pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan hutan.

Ketika program itu digulirkan, pemerintah dan masyarakat mendapatkan keuntungan, mereka akan terus mengikuti pertanian kopi. “Bibit kopi yang ditanam pun harus bersertifikat,” kata Tisna.

Ia mengatakan, Kabupaten Bandung pun terus mengembangkan perluasan lahan pertanian kopi untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Setelah pemerintah menyediakan bibit kopi, kata Tisna, karena pertanian kopi menguntungkan, sehingga masyarakat juga beli sendiri kopi tersebut.

Sementara Ketua Poktan Tani Kopi Wanoja Eti Sumiati mengatakan, pihaknya sudah mengembangkan 96 hektare lahan pertanian padi kopi dengan melibatkan 55 anggota kelompoknya. “Dari tahun ke tahun, Emak dapat menerima penghargaan dari pengelolaan Kopi Wanoja,” kata Eti Sumiati.

Mulai dari penghargaan Poktan Terbaik dari Menteri Pertanian, hingga mendapatkan penghargaan dari pemeirntah Kopi Wanoja adalah kopi terkonsisten di Indonesia. “Rasa kopi terbaik. Kita selalu ikut lomba dan Kopi Wanoja selalu mendapatkan nilai tertinggi,” kata Mak Eti.***

spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img