KUTAWARINGIN – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan Jabar berpotensi jadi penopang pangan untuk Jakarta, bersama Banten dan Lampung. Dari ketiga daerah ini menurutnya potensi yang paling kuat adalah Jabar.
“Jabar punya potensi yang besar untuk penopang Jakarta. Jangan sampai pasokan untuk Jakarta ini didatangkan dari Brazil dan Argentina. Karena Jabar lebih unggul, misalnya dari transportasi saja, Jabar jelas lebih murah, begitu juga produksinya lebih baik,” ungkap Mentan saat pencanangan percepatan tanam padi di Desa Jatisari, Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Rabu (20/7/16).
Bahkan, imbuh Andi, jangankan dengan luar negeri, dengan Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Tengah (Jateng) pun, ia berani bertaruh, jika Jabar bisa lebih unggul untuk bisa menopang kebutuhan Jakarta. sebab biaya transportasinya tetap jauh lebih murah ketimbang dua daerah tersebut.
“Kami telah mulai sejak tahun lalu, yakni di Kabupaten Garut dan di Kabupaten Cianjur yang daerahnya menempel dengan Jakarta. Tak hanya padi saja, tapi juga ayam dan lainnya,” sebut Mentan.
Andi melanjutkan, upaya untuk meningkatkan produktivitas padi ini antara lain, dengan peningkatan Luas Lahan Tanam (LTT) Jabar, untuk periode April-September 2016, yakni sebesar 962.625 hektar. Dengan realisasi LTT hingga Juli 2016 ini tercapai 668.286 ha atau sama dengan 69.42%.
“Strategi yang dilakukan pemerintah untuk menyiasati keterbatasan luas lahan akibat alih fungsi lahan, adalah dengan peningkatan indek pertanaman (IP) menjadi tiga kali. Peningkatan IP ini dengan pengoptimalan ketersediaan air di Waduk Jatigede Sumedang, sehingga diharapkan beberapa wilayah di Kabupaten Majalengka, Sumedang, Indramayu, Cirebon, Karawan dan Subang, dalam setahun bisa tiga kali tanam padi,” urainya.
Andi menjelaskan, berdasarkan perkiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, tahun ini Indonesia mengalami musim kemarau basah. Sehingga, kondisi ini sangat mendukung pencapaian target produksi padi yang telah ditetapkan.
“Jadi saya mengajak petani untuk segera melakukan percepatan tanam padi dan tidak perlu khawatir akan mengalami kekeringan,” serunya.
Dikatakan Andi, Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat rata-rata produktivitas padi Jabar selama tiga tahun terakhir terus meningkat. Produktivitas padi sawah pada Januari-Juni 2016 mencapai 63,43 kwintal per hektar. Sedangkan pada 2015 yakni 62,09 kwintal per ha dan pada 2014 yakni 59,76 kwintal per ha.
“Peningkatan ini produksi ini disebabkan oleh penerapan teknologi Jajar Legowo yang makin luas di Jabar. Lalu diperkuat dengan perbaikan jaringan irigasi dan penerapan alat mesin pertanian (alsintan) pra dan pasca panen yang intensif. Tak hanya itu saja, peningkatan ini juga disebabkan oleh petani yang makin yakin menggunakan benih varietas unggul,” terangnya.