BANDUNG BARAT – Kendati sudah dilakukan sosialisasi sejak tahun lalu, namun program Asuransi Usaha Tani Padi di Kabupaten Bandung Barat (KBB) ternyata kurang mendapat respon dari petani. Hingga kini belum ada petani yang daftar untuk ikut program ini.
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan KBB Ida Nurhamida beralasan, sepinya peminat program asuransi tersebut diduga akibat sedikitnya lahan petani di Bandung Barat yang terkena puso.
“Mungkin karena lahan yang puso sedikit, jadi tidak ada petani yang mendaftar program asuransi ini,” ucap Ida, Kamis (10/3/16).
Menurutnya untuk ikut program asuransi ini para petani memang harus membayar premi. Untuk setiap musim tanam dibebankan premi Rp 180.000/hektare. Namun dari nominal itu pemerintah memberikan subsidi 80% sehingga petani hanya membayar preminya sebesar Rp 36.000.
Akan tetapi, kata Ida, meski biaya premi bersubsidi sangat murah, hal itu tidak lantas membuat petani berbondong-bondong mengikuti program asuransi tersebut. Sebab para petani lebih memprioritaskan biaya operasional sehari-hari daripada untuk jaminan asuransi lahan mereka.
“Pemikiran petani masih sederhana mereka akan memprioritaskan kebutuhan untuk operasional menggarap lahan sawah mereka daripada ikut jaminan asuransi. Itulah yang menjadi alasan kenapa program ini tidak menarik buat mereka,” pungkas Ida. (fik)