KATAPANG,balebandung.com – Pemerintah Kecamatan Katapang Kabupaten Bandung melakukan berbagai upaya dan inovasi dalam penanganan miskin ekstrem dan atau pencegahan stunting di wilayah kerjanya. Hal itu masuk pada pembahasan expose musrenbang kompetitif di lingkungan Kecamatan Katapang, yang dihadiri para stakeholder, termasuk dari perwakilan aparatur desa di kecamatan tersebut, Senin (6/2/2023).
Camat Katapang Akhmad Aripin mengatakan, penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem masuk pada program pencegahan dan penanganan kesehatan, kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Katapang.
“Kemiskinan ekstrem yang dialami oleh sejumlah warga atau kepala keluarga di Kecamatan Katapang, itu salah satunya dampak Pandemi Covid-19 sehingga banyak di antara warga yang di PHK (Putus Hubungan Kerja) dari tempat kerjanya. Akhirnya mereka menganggur, kita tahu bahwa di wilayah Katapang itu, banyak di antara masyarakat sebagai buruh pabrik atau industri,” kata Akhmad di Katapang, Senin siang.
Akhmad mengatakan, untuk pencegahan stunting maupun miskin ekstrem di Kecamatan Katapang itu, tiga desa sudah mengusulkan anggaran di antaranya Desa Sangkanhurip, Desa Sukamukti dan Desa Gandasari.
“Masing-masing desa sebesar Rp 100 juta untuk penyediaan biaya personil peserta didik SMP. Kemudian untuk pemeriksaan USG dua dimensi, Desa Sangkanhurip sebesar Rp 7,5 juta, Desa Sukamukti Rp 15 juta dan Desa Gandasari Rp 6 juta,” kata Camat Akhmad.
Sedangkan usulan untuk kegiatan pelatihan manajemen kewirausahaan bagi UMKM, kata Camat, Desa Sangkanhurip Rp 67,5 juta, Desa Sukamukti Rp 392,5 juta, dan Desa Gandasari Rp 41,650 juta.
“Kemudian usulan untuk alat antropometrikit, Desa Sangkanhurip Rp 132 juta, Desa Sukamukti Rp 79,2 juta dan Desa Gandasari Rp 74,8 juta,” katanya.
Menurutnya, ketiga desa itu menjadi prioritas dalam proses penanganan stunting, dan berharap anggarannya bisa terealisasi dalam upaya meningkatkan taraf hidup kesehatan masyarakat.
Akhmad menyebutkan bahwa di Kecamatan Katapang itu, masih banyak anak-anak dengan kategori stunting. “Setiap desanya itu antara belasan sampai puluhan orang. Makanya kita berupaya untuk melakukan pencegahan dan penanganan stunting melalui berbagai upaya dan inovasi yang dilakukan aparatur desa maupun kecamatan. Disamping itu, di Kecamatan Katapang juga masih banyak warga yang masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) yang harus mendapatkan perhatian dari sisi sosial, ekonomi maupun pendidikan,” tuturnya.
Camat pun turut mengungkapkan strategi pemecahan masalah di kalangan masyarakat. “Berkaitan dengan penyedia personil peserta didik SMP, masyarakat atau siswa SMP yang masuk dalam kategori miskin dapat tetap meneruskan sekolah dan meminimalisir anak putus sekolah. Hal itu dalam upaya pencegahan nikah usia dini yang berdampak pada kelahiran anaknya rawan kategori stunting karena belum siap,” tuturnya.
Strategi pemecahan masalah lainnya, imbuh Akhmad, di tiga desa yang mengusulkan pembiayaan tadi, diharapkan ada pelaksanaan pelatihan manajemen kewirausahaan bagi UMKM.
“Dengan harapan dapat meningkatkan peluang usaha bagi masyarakat di Kecamatan Katapang. Harapan lainnya, mereka nantinya memiliki potensi dan kemampuan dalam bisnis dan juga dapat meningkatkan perkembangan ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Kemudian, kata dia, pentingnya ada kepemilikan alat antropometrikit itu, yaitu untuk memonitor gizi, tinggi/panjang badan, lemak di badan dan berat badan.
“Dengan adanya alat itu diharapkan bisa meminimalisir kemungkinan stunting karena sudah terdeteksi sedari awal,” katanya.
Berbicara USG dua dimensi, disebutkannya, masyarakat dapat mendeteksi resiko keguguran, mendeteksi kondisi kesehatan janin dan dapat mengukur kebutuhan nutrisi tambahan untuk tumbuh kembang bayi. “Sehingga resiko yang dialami ibu saat melahirkan dapat diminimalisir,” ujarnya.
Akhmad turut mengungkapkan indikator keberhasilan dalam kegiatan, apabila bantuan pengembangan modal usaha UMKM melalui mekanisme bimtek atau sejenisnya. “Diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk UMKM dan pengelolaan keuangan UMKM untuk seluruh masyarakat Kecamatan Katapang,” jelasnya.
Indikator keberhasilan lainnya, ia mengatakan, penyediaan biaya personil siswa SMP dari keluarga tidak mampu. “Diharapkan dapat meringankan biaya pendidikan. Bagi orang tua siswa dengan keadaan ekonominya kurang mampu,” ujarnya.
Menurutnya, bantuan alat antropometrikit untuk mendeteksi dini kondisi gizi bagi atau balita terindikasi stunting. “Sehingga pencegahan bisa dilakukan sedari awal. Pemeriksaan USG ibu hamil gratis, mendeteksi dini kondisi janin dalam kandungan untuk meminimalisir kematian bayi lahir,” ungkapnya.
Camat Akhmad berharap, dengan direalisasikannya sejumlah program kegiatan di tiga desa itu, dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar khususnya Kecamatan Katapang. “Ini dalam rangka mengurangi resiko stunting, mengurangi jumlah penderita stunting, meningkatkan perekonomian masyarakat, dan pengentasan kemiskinan,” katanya.
Ia juga menyebutkan hal itu dalam upaya peningkatkan sumber daya manusia berkualitas dan perekonomian masyarakat yang berdaya saing melalui percepatan penanggulangan kemiskinan dan penurunan stunting.***