Senin, November 25, 2024
spot_img
BerandaBale BandungNelly Auliani, Sang Inisiator Lapak Baca 'Perintis Literasi' Majalaya

Nelly Auliani, Sang Inisiator Lapak Baca ‘Perintis Literasi’ Majalaya

Nelly dan para pembaca lapak baca gratis “Perintis Literasi”

MAJALAYA – Siang itu, dua gadis belia naik motor boncengan membawa 90 buku dari kampungnya di kaki Gunung Manik. Sesampainya di Alun-alun Majalaya, beralaskan bekas spanduk, mereka menggelar lapak baca gratis di situ. Itulah awal hadirnya sebuah gerakan untuk meningkatkan minat baca terutama bagi anak-anak jalanan.

Hari itu 19 Maret 2018, Nelly Auliani Sulistian (18) asal Cikawao, dan Intan (19) dari Rancakentang, mencatat sejarah lahirnya Komunitas “Perintis Literasi”, Majalaya, Kabupaten Bandung.

Berkat dukungan teman-temannya yang terinspirasi sudah terkumpul sekitar 260 buku, sebagian dari para donatur. Karena bukunya bertambah banyak, akhirnya mereka bisa titipkan penyimpanan buku itu di Pos RW di Alun-alun Majalaya.

Bahkan kini lapak yang mereka gelar tak cuma perpustakaan gratis, tapi juga buat anak-anak belajar menggambar, mewarnai, dan bermain menyusun lego. Lebih dari itu juga mengedukasi anak jalanan untuk personal hygiene terutama bagi anak jalanan penyandang kecanduan penghisap lem.

Nelly&Intan

Nelly menuturkan, kegiatannya itu berawal ketika ia dan Intan baru lulus dari SMKN 1 Majalaya dan belum punya kegiatan lain.

“Waktu itu saya juga belum mendapatkan kerja. Karena saya hobi membaca sejak SMP, saya memutuskan saja untuk mengadakan lapak baca di Alu-alun Majalaya,” tutur Nelly mengawali cerita kepada Balebandung.com, Senin (7/1/19).

Ia mengajak teman dekatnya, Intan, yang sama-sama hobi membaca. Intan pun bersedia. “Mulailah pada hari itu, hari Senin 19 Maret 2018 saya dan Intan melapak di Alun-alun Majalaya. Sekarang nama lapak bukunya ‘Perintis Literasi’,” kata dia.

“Waktu itu saya dan intan ragu-ragu untuk melapak. Apalagi kebetulan waktu itu di alun-alun ada Satpol PP. Saya sama intan takut disangkanya berjualan dan digusur. Tapi dengan penuh keyakinan kami pun menggelar lapak,” kesannya.

Jam menunjukkan pukul 13.00 WIB, bertepatan dengan jam istirahatnya anak-anak SD Majalaya yang berada tepat di depan alun-alun. Ternyata anak-anak SD yang sedang beristirahat itu antusias. Mereka awalnya terlihat malu-malu.

“Mereka bertanya, “teteh, apa buku-buku ini gratis?” Dengan senang hati saya menjawab, “iya, ini gratis. Siapapun boleh baca. Mereka pun berbondong-bondong memenuhi lapak. Sungguh di luar dugaan. Saya dan intan tersenyum senang dengan sambutan di hari pertama melapak itu,” tutur Nelly.

Nelly&Komunitas Perintis Literasi

Karena saat ini Nelly sudah bekerja, lapak perpustakaan gratis Perintis Literasi ini buka tiap hari Minggu mulai jam 13.00 sampai 17.00 WIB. Dari awalnya hanya mereka berdua, Perintis Literasi kini beranggotakan 10 remaja yang tertarik ikut gabung di kegiatan mereka.

Tanpa sengaja, Nelly pun sudah membentuk sebuah komunitas literasi. Nelly mengakui, faktor lingkungan yang mendorongnya membuka lapak baca ini. Ia melihat dan mengkritisi lingkungannya.

“Anak-anak sekarang lebih suka bermain gadget dan kecanduan game. Orang-orang di lingkungan saya gampang percaya dengan berita, tanpa memastikan dulu apakah berita itu benar atau hoaks. Orang-orang menjadi individualis karena dunia yang semakin modern. Mungkin salah satu alasan itu semua terjadi karena kurangnya minat membaca,” terangnya.

Ditambah lagi, kata dia, memang tidak tersedia perpustakaan umum di sekitar majalaya. “Saya pikir meskipun dunia semakin modern, tetap kebiasaan untuk membaca buku ataupun membaca lingkungan sekitar mesti terus ditanamkan. Agar kita peka dan kritis terhadap keadaan sekitar. Karena manusia itu memang mahluk sosial yang harus peka satu sama lain,” tuturnya.

Melalui kegiatan, ini Nelly mengaku merasa senang bisa berbagi ilmu dan kebahagiaan. “Kalau dari kegiatan lapakkan alhamdulillah anak-anak pada senang bermain sambil belajar. Remaja-remaja seumuran saya suka minjem buku lapakkan untuk dibaca di rumah. Orangtua yang bawa anak di alun-alun suka titipin anaknya untuk belajar,” kata dia.

Nelly berharap, lapak baca gratis Perintis Literasi bisa menjadi lentera bagi masyarakat. “Semoga makin banyak memberi manfaat bagi masyarakat sekitar,” ucapnya.

Solusi problem sosial bisa dilakukan siapapun, walau bermula dari inisiatif dua gadis belia dan teman-temannya. Are you? *** by Denni Hamdani/Balebandung.com.

spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img