BANJARAN – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dadang Rusdiana menyatakan Kabupaten Bandung tak usah merisaukan atau memprihatinkan batalnya penggunaan Stadion Si Jalak Harupat untuk dijadikan venue upacara pembukaan maupun penutupan PON XIX/2016 Jabar. Stadion Utama Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Kota Bandung akhirnya diputuskan dipilih lagi jadi ajang pembukaan PON.
“Yang penting Kabupaten Bandung khususnya Stadion Jalak Harupat tetap jadi salah satu tuan rumah dalam perhelatan olahraga nasional ini,” tukas anggota DPR RI asal Dapil II Jabar Kab Bandung- Kab Bandung Barat ini kepada wartawan usai acara buka puasa bersama di Banjaran, Kab Bandung, Sabtu (2/7/16).
Komisi X DPR menilai PON di Jawa Barat sudah siap dilaksanakan karena arena pertandingan sudah hampir selesai dikerjakan. Dadang menandaskan PON Jabar 2016 harus sukses terselenggara dan harus jadi ajang untuk menunjukkan prestasi olahraga nasional yang juga melahirkan para atlet yang berkualitas dan jujur.
“Jawa Barat sebagai tuan rumah harus menjadi tuan rumah yang baik dan bisa dijadikan contoh bagi daerah-daerah lain yang selanjutnya akan menjadi tuan rumah PON,” tandas Darus, sapaan Dadang Rusdiana.
Darus pun berharap agar pembangunan jalan Tol Soreang-Pasirkoja bisa selesai tepat waktu sebelum pelaksanaan PON. Jalan Tol Soroja sangat strategis untuk menunjang pelaksanaan PON sehingga harus sesuai dengan target yakni Agustus ini. “Apalagi ajang PON ini bukan sekadar ajang prestasi olahraga nasional, tapi juga bisa menjadi ajang promosi wisata Jawa Barat khususnya bagi daerah yang menjadi venue PON,” ucapnya.
Sebelumnya Bupati Bandung Dadang Naser mengaku pihaknya belum menerima Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat selaku Ketua PB PON XIX, terkait batalnya Stadion Jalak Harupat dijadikan homebase pembukaan dan penutupan PON. Kendati begitu bupati ingin pembangunan Jalan Tol Soroja bisa tuntas sebelum PON.
“Saya belum menerima SK (pembatalan)-nya. Tapi mau di Jalak atau di GBLA, yang penting pembangunan Tol Soroja harus tuntas sebelum PON. Pembangunannya harus jalan terus dan tidak terganggu terutama dari segi anggarannya,” tukas Dadang Naser.
Dadang mengaku sedari awal Pemkab Bandung tidak terlalu ngotot untuk bisa menjadi venue pembukaan dan penutupan PON 2016. “Sejak awal, kami tidak ngotot supaya Si Jalak Harupat dijadikan venur pembukaan dan penutupan PON. Pembangunan dan perluasan venue Jalak Harupat juga bukan untuk supaya terpilih menjadi tuan rumah,” tutur Dadang.
Saat ini luas komplek olahraga Stadion si Jalak Harupat mencapai 64 hektare, ke depan akan diperluas menjadi 150 hektare. “Rencananya memang sampai 150 hektare, tapi untuk sementara akan kami bebaskan sampai 120 hektare dulu. Lahan masih cukup luas untuk membangun pusat olah raga, bahkan ke depan di sini akan menjadi industri olahraga,” terangnya.