BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat meningkatkan sinergitas dengan berbagai pihak untuk antisipasi penyebaran virus zika, terutama di ‘pintu masuk’ Jabar seperti bandara dan pelabuhan.
Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Jabar adalah salah satu provinsi yang rawan penyebaran virus Zika. Pemprov Jabar mengapresiasi langkah Bandara Husein Sastranegara yang memasang alat termoscanner atau pemindai suhu tubuh sejak Kamis (1/9/16) pagi.
Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Jawa Barat dr. Alma Lucyati menjelaskan hal ini sesuai dengan arahan Kemenkes dan instruksi Gubernur Jabar terkait antisipasi penyebaran virus zika.
“Kami bekerjasama dengan otoritas setempat meningkatkan pengawasan di semua pintu masuk ke Jabar, baik di pelabuhan udara seperti di Husein Sastranegara maupun pelabuhan laut seperti di Cirebon, Subang, Pelabuhan Ratu melalui peningkatan fungsi KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) yang memang mempunyai tugas untuk melakukan cegah dan tangkal masuknya beberapa penyakit ke Jabar,” jelas Alma di Bandung, Selasa (6/9/16).
Alma menerangkan salah satu teknis screening-nya adalah dengan setiap mereka yang pulang dari negara yang sudah terdaftar mempunyai Virus Zika, di dalam pesawat sebelum turun diberikan kartu ALERT yakni kartu kewaspadaan yang berguna untuk mengingatkan apabila sepulangnya dari negara tersebut dalam waktu antara 2 – 7 hari mempunyai gejala yang mencurigakan, agar segera mencari pemeriksaan lebih lanjut.
Yang terpenting menurut Alma, adalah bersama-sama memelihara lingkungan agar terbebas dari nyamuk melalui kegiatan 3M plus: menguras, mengalirkan, dan mengubur barang-barang bekas yang tidak tepakai yang dapat menjadi penampungan air sehingga memungkinkan jadi tempat nyamuk bertelur. Sebab penyebaran virus Zika sama seperti demam berdarah, melalui nyamuk aedes aegypti yang hidup di Indonesia.
“Trik yang dapat juga dilakukan adalah memberi ikan cupang di kolam atau memakai larvadisa di tempat yang sulit dibersihkan,” terangnya. “Satu lagi, jangan lupa membersihkan tempat yang memungkinkan air terkumpul seperti belakang kulkas, tempat penampungan minum burung/hewan, penampungan air AC,” tambahnya.
Sebelumnya Menteri Kesehatan Nila Moeloek di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (30/8/2016) mengatakan, organisasi kesehatan dunia WHO menetapkan Virus Zika sebagai salah satu virus yang harus paling diantisipasi, khususnya di daerah Amerika Latin dan Asia.
Virus itu sangat berbahaya, khususnya bagi ibu hamil. “Yang ditakutkan adalah, kalau Zika terkena ibu hamil, mendapatkan anak-anak dengan kepala kecil. Meski ini butuh pembuktian lagi,” ujar Nila.
Indonesia waspada ancaman penyebaran virus Zika oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi setelah mengatakan ada 41 orang yang terinfeksi Virus Zika di Singapura. Infeksi pertama terjadi pada Mei lalu melalui seorang pria berusia 48 tahun yang baru saja kembali dari Brasil.