
RANCAEKEK – Calon anggota DPR RI dari Partai Demokrat Daerah Pemilihan Jawa Barat 2 H Dede Yusuf Macan Effendi, ST,MIPol, menghadiri acara Ngaliwet Bareng Warga di Kampung Bojong Peundeuy, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Sabtu (26/1/19).
Sebelum Ngaliwet Bareng, Dede yang juga menjabat Ketua Komisi IX DPR RI ini memperkenalkan diri kepada warga yang hadir. Lantas Dede pun mengawali cerita.
“Nepangkeun Ibu-ibu, wasta abdi Dede Yusuf Macan Efendi. Ibu-ibu, Bapak-Bapak, tahu kenapa nama saya ada Macan-nya?”
“Singkatan Mamah Cantik!” jawab ibu-ibu diiringi tawa.
“Ceritanya begini ibu-ibu,” timpal Dede usai tawa mereda.
Waktu itu di Jakarta 14 September 1966 malam hari, Ny Rahayu Efendi, warga Bogor, istri dari Tammy Efendi, kandungannya sudah masuk usia 9,5 bulan.
“Karena sudah lewat masanya melahirkan, harita teh, yang namanya operasi caesar masih menjadi operasi yang berbahaya. Karena kemungkinan ibunya selamat, anaknya tidak. Anaknya selamat, ibunya tidak,” tutur Dede.
Malam itu ibunya yang hendak dioperasi caesar sedang ditangani suster orang Belanda. “Susternya bilang gini, “Bu Yayu, da pun biang teh panggilana Yayu, urang Bogor. Bu Yayu, besok jam enam pagi mau dioperasi caesar. Malam ini ibu banyak-banyak berdoa, supaya istirahatnya nyaman,” saran suster.
Ibu Yayu pun dikasih obat tidur oleh suster. Tapi saat tertidur, Bu Yayu malah bermimpi. “Ibu saya teh ngimpen didatengin ku anak maung. Tiba-tiba, dalam mimpi itu, ibu saya dibangunin ku suster.”Bangun bangun Bu Yayu…!!! Ibu saya kaget dalam mimpi itu. Saking kagetnya, sampai jeprot ibu saya teh, beliau pun melahirkan saya. (ibu-ibu pada ketawa) Jadi, ibu saya itu tidak jadi di-caesar-nya,” kata Dede sambil tertawa.
“Untung, ibu saya itu teh ngimpenna kedatangan anak macan. Lamun kadatangan na anak kucing? Kumaha janten nami abdi?” hadirin pun kembali tertawa.
Dede pun lanjut memperkenalkan diri. Di hadapan warga, suami dari Ir.Sendy Ramania Wurandani ini mengaku mengawali karirnya sebagai aktor atau bintang film.
Ia berkenalan dengan dunia politik sejak bergabung dengan Kosgoro tahun 1992 sebagai salah satu pengurus pusat. Pengalaman tersebut berlanjut dengan mendaftar sebagai calon legislatif dari PAN untuk daerah pemilihan Jabar IX (Kuningan-Ciamis-Banjar). Dede kemudian terpilih sebagai anggota legislatif untuk masa jabatan 2004-2009 dan duduk di Komisi VII yang membidangi Energi, lingkungan Hidup, Minyak dan Gas serta Ristek.
Dede mengaku sebagai politisi baru di Senayan, waktu itu banyak yang mencibir, “Artis mah bisana naon? Nu ayeuna wae pan bisanya Rp 80 jutaan,” selorohnya.
Namun Ketua Gerakan Pramuka Kwarda Jabar ini pun terus belajar dan terus bekerja sebagai anggota dewan, hingga akhirnya setelah jadi anggota DPR RI, kemudian jadi Wakil Gubernur Jawa Barat.
“Setelah itu saya kembali dipercaya jadi Ketua Komisi IX DPR RI. Jadi kesimpulannya, kalau ada artis kok bisa di politik, jawabannya jika memang diberi amanah, artis itu pasti bisa!” pungkas Dede.***