BANDUNG – Kawasan perdagangan bebas Asia Tenggara atau yang lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) telah diberlakukan sejak tanggal 1 Januari 2016. Hal ini menuntut masyarakat, dunia usaha atau industri di Tanah Air untuk menyiapkan kualitas diri, sehingga bisa bersaing dengan masyarakat negara-negara Asean lainnya.
Menjadi provinsi dengan penduduk terpadat dan sektor industri terbesar di Indonesia, Jawa Barat memiliki banyak peluang dan bisa menjadi pangsa pasar yang besar di era MEA. Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun tak tinggal diam dan telah menyiapkan beberapa jurus jitunya terkait peluang ekonomi dan bisnis yang bisa didapatkan dengan diberlakukannya MEA tersebut.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyatakan Jawa Barat telah siap menghadapi pasar tunggal MEA. Untuk itu, pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah dan antisipasi, baik dari sisi SDM maupun kualitas barang dan jasa, termasuk perizinan usaha di daerahnya.
“Sertifikasi pekerja, peningkatan kualitas UKM terus kita lakukan, serta kemudahan-kemudahan urusan (izin usaha) juga kita lakukan. Jadi, kemudian kalau kita lihat ke depan usaha-usaha semakin kita permudah termasuk di pusat juga kan, perizinan yang asalnya setahun jadi 3 jam. Jawa Barat pun seperti itu, kita mudahkan semua perizinan,” ungkap Gubernur usai Fun Walk yang digelar Ikana Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jabar dan Bank BJB di kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Jl. Dipati Ukur Kota Bandung, Sabtu (27/2/16).
Pada acara jalan santai bertema “Menumbuhkan Semangat Bersaing di Era Masyarakat Ekonomi Asean” dengan slogan “Go Mea!!! Siapa Takut?” ini, Heryawan pun mengungkapkan selain peningkatan kemampuan SDM serta kualitas produksi barang dan jasa, dunia perbankan pun harus mendukung gairah industri UKM agar partisipasinya dalam dunia ekonomi dan bisnis tanah air terus meningkat.
“Mudahkan semua perizinan, mudahkan semua dunia usaha. Perbankan pun harus siap apabila untuk suku bunga untuk UKM kan sudah ditentukan oleh pemerintah pusat. Jadi kita tinggal terus membimbing masyarakat kita supaya profesionalismenya, kualitas barang yang diproduksinya meningkat, juga pelayanan, tata karma, dan sopan santunnya dalam melayani tamu-tamu dari berbagai negara kita siapkan, semua sedang berjalan dan akan terus berjalan menghadapi MEA ini. Alhasil saya harus mengatakan bahwa kita Insya Allah siap menghadapi MEA,” papar Aher.
Ia menambahkan, pihak Pemprov Jabar pun terus bersinergi dengan pemerintah pusat mengenai izin usaha. Namun menurutnya ada beberapa izin usaha yang memerlukan lokasi seperti usaha pertambangan masih memerlukan proses, karena hal tersebut berkaitan dengan tata ruang dan lingkungan.
“Kalau model-model (usaha) yang terkait dengan tata ruang memang masih agak lambat. Karena harus melihat tata ruangnya, lapangannya seperti apa. Tapi kalau tanpa tata ruang, tanpa ruangan bumi yang dipakai untuk dunia usaha kita atau skupnya kecil dan sudah ada di kawasan tertentu – ga akan sulit, ya. Terutama yang sudah di kawasan tadi. Yang belum di kawasan kita percepat, yang di kawasan kita percepat lagi karena kalau sudah di kawasan sudah ada sebuah kepastian, kepastian hukumnya sudah jelas untuk kawasan industri dan ekonomi,” tutur Aher.
Terkait dengan tenaga kerja, Aher tetap menuntut komitmen kepada para investor dari luar untuk menempatkan tenaga kerja lokal pada bidang usaha yang digelutinya dengan terus meningkatkan kemampuan tenaga kerja lokal agar bisa bersaing dengan tenaga kerja asing yang akan masuk ke Jabar.
“Yang pasti setiap ada investor masuk kita akan berpesan bahwa sejumlah tenaga kerja kebanyakannya harus dari Jawa Barat atau berasal dari dalam negeri. Nanti kita akan buat regulasinya, tapi mudah-mudahan ada regulasi dari pusat. Paling tidak komitmen, ya. Nanti kalau regulasinya dipersulit untuk tenaga kerja asing – terus tenaga kerja kita dipersulit juga di luar, bahaya juga. Tapi yang jelas tidak ada saling mempersulit, yang ada adalah saling memproteksi dalam arti memproteksi masyarakat kita dengan semakin meningkatkan kualitasnya, produksinya, dan kesehatannya,” kata Aher.
Sementara itu, Ketua ISEI Jawa Barat Aldrin Herwany mengatakan fun walk yang diikuti sekitar 4.000 orang yang berasal dari Jawa Barat dan luar Jabar ini bertujuan mensosialisasikan MEA, serta gerakan moral untuk menumbuhkan semangat dalam menghadapi MEA.
“Kami hanya melakukan gerakan moral. Menumbuhkan semangat dan memotivasi orang bahwa sekarang ini MEA sudah berjalan. Sebenarnya orang Indonesia ini siap bersaing apalagi kalau sudah last minute,” kata Aldrin.
Selain acara jalan santai, pada acara ini pun digelar berbagai pameran produk-produk UKM serta konsultasi bisnis untuk para pelaku usaha termasuk UKM, seperti konsultasi mengenai strategi pemasaran produk-produknya.