BALEKOTA – Pelestarian budaya bisa diupayakan dengan cara apa saja. Masyarakat Pencak Silat Indonesia (Maspi) melakukannya dengan menggelar Temu Pendekar Internasional yang mengundang 36 perguruan pencak silat se-Indonesia dan mancanegara.
Turut hadir peserta dari mancanegara yakni dari Belanda, Singapura, Thailand, Belgia, Perancis, India, Nepal, Jepang, Timor Leste, dan Ukraina. Acara yang digelar kedua kalinya itu dibuka langsung Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil di Plaza Bale Kota Bandung, Sabtu (21/10/17).
Ridwan mengatakan, wujud pelestarian yang dilakukan oleh Maspi merupakan upaya untuk menjaga identitas bangsa. Pencak silat salah satunya merupakan warisan budaya yang harus terus dihidupkan.
“Saya sangat mendukung kegiatan ini karena melestarikan budaya bangsa adalah kewajiban kita sebagai bangsa yang harus punya identitas. Selemah-lemahnya bangsa adalah bangsa yang tidak punya identitas,” tegas Ridwan.
Sedari dulu, imbuh Emil, silat telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-sehari. Walikota menambahkan, bahkan dalam filosofi hidup warga Jawa Barat silat dan shalat adalah kunci kekuatan hidup.
“Maka dari itu, silat dan sholat itu harus bersatu padu menjadi sebuah kekuatan orang-orang Sunda, orang-orang Jawa Barat, orang-orang Indonesia,” imbuhnya.
Itulah kenapa dirinya sangat mendukung upaya para tokoh silat dan Pemerintah Indonesia yang mengajukan kepada UNESCO agar Pencak Silat dijadikan sebagai warisan budaya dunia tak benda.
Pada awal tahun lalu, Ridwan bersama tim Maspi berangkat ke Perancis untuk melakukan presentasi di hadapan para juri UNESCO. Emil diutus pemerintah pusat untuk melobi dan meyakinkan para juri bahwa Pencak Silat layak menjadi warisan dunia.
“Tujuannya supaya tidak diklaim,” terangnya. “Makanya kita lakukan preventif daripada nanti kalau sudah terjadi suka ribut, tapi tidak menghasilkan hasil apa- apa. Maka dari sekarang kita daftarkan supaya akhirnya selamanya diakui menjadi milik bangsa ini,” tandas Emil.
Pada kesempatan itu, Emil menyebut ada tiga hal yang menjadi kekhasan pencak silat yang tidak dimiliki negara lain. Selain sebagai seni bela diri, pencak silat juga mengandung unsur seni musik dan seni kostum.
Proses penilaian oleh UNESCO diperkirakan akan memakan waktu selama dua tahun. “Karena nanti akan diteliti, didatangi, diwawancara, dibuktikan apakah jumlahnya signifikan, apakah betul klaim dari kita, bagaimana pembinaannya, berapa jumlah sekolah atau paguronnya, nah itu yang akan diteliti. Sampai nanti waktunya kita doakan perjuangan ini membuahkan hasil,” ungkapnya.
Atas hal tersebut, Ketua Dewan Pembina Maspi Edwin Sanjaya mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Bandung. Dukungan penuh pemkot menurutnya sangat berarti bagi perkembangan pencak silat di Bandung. “Tapi perjuangan kita belum selesai. Pelestarian budaya ini harus kita lakukan terus, harus kita jaga terus,” tandas Edwin.
Salah satu rangkaian acara Temu Pendekar Internasional adalah menampilkan sendra Pencak Silat yang diutus ke UNESCO di Paris, Perancis. Ada pula penampilan senam pencak oleh para pendekar dan rampak pencak yang dibawakan oleh TNI.
Pada kegiatan itu juga akan digelar workshop aliran pencak silat dari seluruh Indonesia, seperti aliran Bandrong Cimande, Maenpo Cikalong, Terumbu Banten, Suliwa, dan sebagainya. Acara akan berlangsung hingga Senin , 23 Oktober 2017.