BANDUNG – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menerima kunjungan dari mahasiswa dan dosen dari National University Of Singapure (NUS) dan Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR), di Ruang tengah Balai Kota Bandung, Sabtu (20/8/16). Dalam kesempatannya salah satu mahasiswa NUS, Ferdy dan UNPAR, Zihan mempersentasikan pembangunan Kota Bandung yang bernama Braga River Ville.
Dalam persentasinya mereka menjelaskan, untuk pembangunan kota khususnya di Bandung memerlukan tahapan-tahapan yang baik, agar hasilnya menjadi sempurna. Ditambahkan oleh mereka, jika salah satunya pembangunan di sekitaran sungai lebih baik, karena dekat dengan air dan hal tersebut menjadi resapan yang baik untuk pembangunan di masa yang akan datang,
Objek yang pertama yaitu, menciptakan ruang sosial terpadu dengan strategi dibuat pejalan kaki atau pedestrian, ruang komersial di sepanjang sisi sungai, tempat sampah dan fasilitas umum. Jika sudah terpenuhi kebutuhannya, maka di ruang publik khususnya dekat dengan sungai, lingkungan kota akan sejuk dan nyaman.
Seusia mempersentasikan teori yang dipaparkannya, Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil memberikan masukan dan pendapat mengenai paparan yang sudah dijelaskan oleh mereka. Ridwan menjelaskan, dalam membangun kota salah satu tantangan terbesar adalah menciptakan keberlanjutan.
“Termasuk di dalamnya keberlanjutan mengenai pelayanan publik dan fasilitas yang disedikan. Hal tersebut harus terus ada tidak boleh hilang, sebab itu yang menjadi nilai bagi pemerintah sebagai penyedia fasilitas,” jelasnya.
Ditambahkan Ridwan, dengan yang dipersentasikan oleh teman-teman ini cukup bagus.
“Namun harus ada sebab akibatnya dalam pembangunan itu, tidak boleh hanya membangun saja. Persentasi yang dipaparkan oleh teman-teman baik, strategi dan cara-caranya sudah bisa terbayang,” jelasnya. Selain itu harus memperhatikan juga integrasi soslialnya,
“Sebab ini yang cukup penting dalam pembangunan. Ambil contoh Teras Cikapundung yang asalnya tempat kumuh, sekarang menjadi taman yang banyak dikunjungi masyarakat. Hal tersebut diakibatkan dengan pendekatan kita terhadap masyarakat dan kontruksi yang baik untuk membangunya,” jelasnya.
Menurutnya, dengan memanfaatkan tempat yang ada itu tidak harus mengeluarkan biaya lagi yang cukup besar,
“Kita hanya berkomunikasi dengan warga sebaik mungkin lalu tehnik dan caranya sudah dikuasai, maka pembangunan tersebut akan berjalan lancar,”pungkas Ridwan.
Mahasiswa yang hadir dalam kunjungan tersebut berjumlah 42 orang, yang di mix menjadi 4 regu. Diantaranya 22 dari UNPAR dan 20 dari NUS.