Selasa, November 26, 2024
spot_img
BerandaBale JabarNih, Penyebab Banjir Bandang Garut versi Perhutani

Nih, Penyebab Banjir Bandang Garut versi Perhutani

Kondisi Hulu DAS Cimanuk yang masih baik dengan rimbunnya hutan pinus dan RBC di Petak 139 RPH Mandalasari BKPH Cikajang. by Perhutani
Kondisi Hulu DAS Cimanuk yang masih baik dengan rimbunnya hutan pinus dan RBC di Petak 139 RPH Mandalasari BKPH Cikajang. by Perhutani

BANDUNG  – Lantas apa sebenarnya penyebab banjir bandang di Garut pada 20 September lalu? Menurut Perum Perhutani, banjir akibat limpasan Sub Cimanuk Hulu tersebut secara garis besar akibat beberapa faktor yang terjadi di wilayah DAS Cimanuk.

Corporate Secretary Perum Perhutani Unit III Jabar Banten, John Novarly mengungkapkan dugaan terjadinya banjir bandang tersebut salah saatunya akibat surah hujan dengan intensitas tinggi di Daerah Aliran Sungai Cimanuk dan sub das anak-anak sungainya.

“Jenis tanah yang terdapat di wilayah DAS Cimanuk yang cukup peka terhadap erosi menyebabkan terjadinya pendangkalan dasar sungai yang mempengaruhi kemampuan Sungai Cimanuk untuk menampung air,” sebut John saat konferensi pers di Kantor Perhutani Unit III Jabar Banten, Jl Sukarno-Hatta, Bandung, Selasa (27/9/16).

John menambahkan, berkurangnya daya menyerap/menahan air akibat vegetasi berkurang salah satunya diakibatkan oleh perambahan hutan menjadi lahan pertanian dan tata ruang yang buruk sepanjang daerah aliran sungai

“Penyebab lainnya yaitu kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan yang membutuhkan lahan pertanian akibat alih fungsi lahan pertanian masyarakat menjadi pemukiman atau industri, sehingga menjadikan tekanan pada kawasan hutan akibat adanya perambahan penanaman sayuran,” imbuh John. Selain itu pihaknya pun mengakui belum berhasilnya upaya alih komoditas tanaman sayuran ke tanaman kopi melalui program PHBM bisa jadi salah satu faktor timbulnya lahan kritis.

Menurutnya, Perhutani bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) sudah membahas upaya penanganan kawasan hutan yang tidak berfungsi hidroologis di DAS Cimanuk yang total luasnya mencapai 1.073,88 ha, antara lain;

  • Alih Komoditas dan Alih Profesi; dengan menggelar sosialisasi kepada masyarakat dan pengkajian desa sekitar hutan dengan metode Participatory Rural Aprasial (PRA) agar tercapai kesepahaman dan kesepakatan
  • Rehabilitasi Hutan Lindung; terutama pada lokasi yang tidak berfungsi Hidroorologis seluas 1.073,88 Ha melalui penanaman Tanaman Kehidupan Berkayu, termasuk tanaman buah-buahan dan melalui Pemanfaatan Lahan di bawah Tegakan (PLDT) dengan jenis komoditas kopi.
  • Sinergitas dengan Stakeholer; melalui koordinasi, integrasi dan sinkronisasi terkait program-program penyelesaian permasalahan DAS Cimanuk
  • Meningkatkan Implementasi Kegiatan PHMB; pada kawasan hutan dengan harapan data meningkatkan kesadaran masyarakat dan meningkatkan pendapatan masyarakat
spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img