BANDUNG – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil didampingi Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial menerima Jr Professional Officer Open Contracting Governance, Abdoulaye Fabregras, dan Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan kebijakan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Dharma Nursani, di Balai Kota Bandung, Selasa (23/2/16).
Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya pada November 2015 yang pada saat itu dalam rangka mengetahui keterbukaan soal sistem pengadaan dan lelang, juga ditunjuknya Kota Bandung sebagai pilot project open contracting yang digagas dan diprakarsai The World Bank.
Open contracting sendiri merupakan sistem keterbukaan informasi dalam hal transparansi serta akuntabilitas berkaitan kontrak yang berhubungan dengan pengadaan atau jasa pemerintahan. Sistem tersebut berguna untuk mencegah terjadinya penyimpangan atau korupsi.
Dikatakan Ridwan, Pemkot Bandung terus berkomitmen dalam menghadirkan inovasi-inovasi dalam berbagai hal, termasuk dalam hal keterbukaan informasi dan tranparansi pengadaan dan lelang. Emil pun ingin menjadikan Kota Bandung jadi kota percontohan.
“Saya kira kami betul-betul ingin Bandung jadi percontohan dalam hal apapun. Sambil yang fisik-fisik diperlihatkan. Padahal kita juga serius mereformasi birokrasi dengan ukuran ilmiah, mudah-mudahan ini menjadi bagian reformasi birokrasi,” kata Emil.
Menurutnya The World Bank menawarkan sistem open contracting yang dilengkapi analitycal system. “Analitiycal selama ini belum ada, sehingga dengan sistem analitycal dari World Bank ini tiap tahun dapat ditemukan analisisnya,” terangnya.
Emil mengaku Bandung juga sudah punya e-Budgeting, sama halnya Jakarta. Bandung juga berupaya untuk memiliki sistem analisis seperti World Bank. “e-Budgeting juga Bandung sudah punya, tapi Jakarta itu punya analitiyc kayak World Bank itu, kita ga punya. Kita di sini lebih kepada men-display sebuah keputusan, kalo e-Budgeting di Jakarta itu kita bisa bedah,” paparnya.
Dia bilang e-Budgeting tahun ini akan migrasi menggunakan analithycal system. “Saya kira berpikir analisis penting untuk semua proses. Istilahnya general chek up. Kita performance iya, tapi sebenarnya bisa lebih tahu potensi mana yang masih tersimpan,” ungkapnya.
Ridwan mengatakan dirinya mendukung analitycal system yang digagas World Bank tersebut. “Kalau itu sudah menjadi standar nasional dan sudah jadi kesepakatan bersama, Bandung pun bersemangat untuk itu,” pungkasnya.