GARUT – Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menghadiri doa bersama atau istighosah dan muhasabah pascabencana banjir bandang yang terjadi pada 20 September 2016 di Kabupaten Garut. Istighosah yang diikuti 4.000 orang yang terdiri dari santri dan orang tua santri ini digelar di Pondok Pesantren Qurota A’yun, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, Senin (10/10/16).
Menurut Wagub Demiz, bencana banjir bandang yang terjadi di Garut harus menjadi renungan bagi kita untuk membenahi lingkungan. Bencana banjir bandang harus dapat dijadikan ibrah atau pelajaran, karena bisa saja bencana tersebut terjadi karena ulah manusia.
“Banjir bandang kemarin harus menjadi ibrah atau pelajaran bagi kita semua. Karena itu sekarang kita istighosah atau bermuhasabah. Jangan-jangan bencana itu terjadi karena ulah kita. Ini harus dijadikan introspeksi bagi kita semua,” ajak Wagub dalam sambutannya. Deddy menandaskan betapa pentingnya kita menjaga lingkungan hidup, karena itulah yang bisa diwariskan kepada anak-anak cucu.
Melalui lembaga pendidikan serta para mubaligh atau tokoh agama di masyarakat, Wagub juga meminta agar dalam setiap ceramah yang disampaikan bisa memberikan materi berupa edukasi atau pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, baik melalui dalil Al-Quran atau hadist, serta ilmu pengetahuan lingkungan hidup. Hal tersebut menjadi penting karena salah satu bagian dari cara untuk mengurangi resiko bencana, sehingga akan terbangun kultur atau budaya masyarakat berbasis lingkungan.
“Mudah-mudahan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi segera tuntas agar warga bisa kembali pada kehidupan yang lebih baik,” harap Wagub.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman yang turut hadir pada acara ini mengatakan bencana yang melanda wilayahnya harus jadi momentum untuk meraih keberkahan. Helmi yakin di balik musibah tersebut ada hikmah baik untuk masyarakat Garut.
“Jadikanlah momentum istighosah ini untuk kita meraih yang lebih besar lagi. Untuk meraih yang lebih maju lagi yang kita inginkan bersama, dan itulah hikmah di balik bencana yang menimpa kita,” tutur Helmi.
Helmi pun berharap melalui istighosah ini bisa menjadi doa agar Garut tidak kembali mendapat musibah. “Acara seperti yang oleh Pemerintah Kabupaten Garut, kita meminta – bukan hanya di kabupaten, tapi juga di kecamatan-kecamatan agar menggelar acara doa bersama. Agar Garut bangkit, agar Garut keluar dari duka,” himbau Helmi.
Pada kesempatan yang sama, Wagub Demiz serta pimpinan Ponpes Qurota A’yun secara simbolis memberikan bantuan berupa bingkisan sembako kepada 300 orang yatim-piatu serta dhuafa.