NAGREG, Balebandung.com – Kelompok Tani (Poktan) Laksana Tani dengan pemantauan atau pendampingan dari Pemerintah Desa Citaman Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung yang melibatkan berbagai pihak, sedang melakukan penataan atau pembangunan peningkatan jaringan irigasi Cibunar-Andir, Jumat (22/7/2022).
Pembangunan jaringan irigasi itu dalam upaya meningkatkan produksi pertanian padi di Desa Citaman.
Kepala Desa Citaman Abah Yayan Heryana menjelaskan, pembangunan jaringan irigasi Cibunar-Andir itu dengan sumber anggaran dari Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC)/APBN, yaitu sebesar Rp 195 juta untuk pengerjaan jaringan irigasi sepanjang 685 meter dan dikerjakan dengan cara swakelola.
“Dalam proses pembangunan saluran irigasi itu merupakan bagian dari Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) dengan Poktan Laksana Tani,” kata Abah Yayan kepada wartawan usai meninjau lokasi pembangunan jaringan irigasi Cibunar-Andir di Desa Citaman.
Abah Yayan pun mengucapkan terima kasih kepada BBWSC yang sudah membantu anggaran dalam pembangunan jaringan irigasi untuk mengairi lahan pertanian padi milik warga sekitar.
“Kami berharap pembangunan jaringan irigasi Cibunar-Andir ini bermanfaat bagi warga setempat, khususnya pemilik atau penggarap lahan pertanian padi tersebut. Sebelumnya, jaringan irigasi itu tidak dibangun tembok penahan air, sekarang dengan adanya anggaran dari BBWSC, jaringan irigasi itu bisa dibangun secara permanen,” kata Abah Yayan.
Ia berharap setelah ada pembangunan saluran irigasi itu, hasil pertaniannya lebih bagus dan dapat meningkatkan ekonomi para petani.
“Kami selaku Kepala Desa Citaman, hanya memfasilitasi apa yang menjadi harapan para petani untuk melakukan penataan/pembangunan jaringan irigasi Cibunar-Andir, yang saat ini sedang dalam proses pengerjaan,” kata Abah Yayan.
Abah Yayan mengatakan, penataan saluran irigasi merupakan aset strategis yang harus mendapatkan perhatian khusus karena sebagai sarana persediaan air baku untuk pertanian maupun kebutuhan lainnya.
“Pembangunan jaringan irigasi itu terkait dengan ketersediaan pangan yang bersumber dari produksi pertanian padi. Untuk itu, jaringan irigasi harus menjadi perhatian bersama, supaya air yang dibutuhkan para petani untuk mengairi lahan pertanian bisa tercukupi dengan adanya penataan itu,” kata Abah Yayan.
Ia mengatakan, penataan jaringan irigasi ini, seiring dengan kondisi lingkungan di Desa Citaman, disaat memasuki musim hujan persediaan air itu berlimpah.
“Air yang mengalir di sungai itu sampai meluap, dan menimbulkan genangan. Namun hal itu tidak berlangsung lama, dan langsung surut lagi,” katanya.
Menurutnya, adanya aliran air yang melimpah disaat musim hujan itu, diperkirakan adanya perubahan alih fungsi lahan yang berpengaruh terhadap resapan air hujan.
“Yang seharusnya air hujan itu meresap, namun sekarang air hujan itu langsung mengalir ke sungai dan terbuang begitu saja. Akibatnya, terjadi peningkatan volume air di aliran sungai, yang tidak sesuai dengan kapasitas penampang sungai,” katanya.
Menurutnya, melihat adanya perubahan kondisi lingkungan itu, dipandang perlu adanya peningkatan infrastruktur khususnya pada saluran irigasi yang mengairi lahan pertanian padi di Desa Citaman.
“Di daerah kita masih cukup luas lahan pertanian padi. Namun sebagian lahannya, merupakan sawah tadah hujan. Artinya, pengairannya mengandalkan dari air hujan. Tetapi yang dekat dengan sumber mata air, lahan pertanian padi itu bisa ditanami dalam kurun waktu dua musim tanam dalam setahun,” tuturnya.
Abah Yayan pun berharap dengan adanya penataan jaringan irigasi itu, dapat mengoptimalkan potensi sumber daya air untuk pengairan lahan pertanian.
“Pembangunan irigasi pun akan memudahkan aliran air ke lahan pertanian, sehingga banyak di antara petani yang mengaku senang dengan adanya perbaikan saluran irigasi itu,” katanya. ***