BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan bersama Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Letjen TNI Edy Rahmayadi mendampingi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi membuka Kongres PSSI 2017 di Hotel Aryaduta, Bandung, Minggu (8/1/17). Melalui kongres ini, Menpora Imam Nahrawi pun berkomitmen melahirkan atlet sepak bola nasional mulai dari tingkat desa.
Kongres ini adalah yang pertama dan bersejarah bagi pengurus baru PSSI 2016 – 2020. Melalui kongres ini masyarakat sepak bola Indonesia berharap bisa menjadi momentum kebangkitan sepak bola nasional, seperti yang diutarakan Menpora Imam Nahrawi dalam sambutannya saat membuka kongres.
Imam mengatakan, pemerintah melalui kementerian yang dipimpinnya tidak akan membiarkan PSSI sendiri dan akan membantu PSSI sekuat tenaga. Menpora berkomitmen untuk terus mendorong dan memfasilitasi PSSI, baik melalui anggaran maupun kompetisi untuk melahirkan atlet sepak bola berprestasi di kancah sepak bola dunia.
“Pemerintah akan terus mendorong dan memfasilitasi, termasuk berusaha membantu semaksimal mungkin agar PSSI tidak berjalan sendiri, tapi berjalan bersama-sama. Pemerintah akan mendukung bahkan untuk rencana besar dalam kongres ini akan ditorehkan, tentu pemerintah akan membantu sekuat tenaga,” ungkap Imam.
Pemerintah juga sangat menyambut baik keinginan masyarakat sepak bola Indonesia agar kompetisi bisa berjalan dengan profesional, serta klub bisa berjalan secara mandiri. Pada kesempatan ini, Imam pun menekankan pentingnya pembinaan atlet dan kompetisi sejak usia dini. Pemerintah pun berniat menyelenggarakan turnamen sepak bola mulai dari tingkat desa.
“Kami juga akan terus mendorong agar festival, turnamen, maupun kompetisi di usia dini menjadi concern kita semua. Di tahun angaran 2017 kami kembali mendorong lahirnya Gala Desa – waktu itu masih ada namanya Liga Desa, kita dorong Gala Desa. Bagaimana di setiap desa nanti ada kompetisi di bawah umur dengan bantuan asprov atau askab nanti untuk dilakukan kompetisi di level desa, agar seluruh anak desa betul-betul terfasilitasi dengan baik,” ujar Imam.
Kongres ini juga diharapkan jadi momentum bagi PSSI untuk rekonsiliasi. Untuk itu, Imam mengajak para peserta kongres dan voters (pemilik suara PSSI) yang hadir pada kongres ini untuk menyelesaikan segala permasalahan yang ada.
“Saya juga berharap klub-klub yang kemarin sempat diberi sanksi segera carikan jalan keluar yang baik. Kemarin ada yang menyampaikan bahwa Menpora ini sangat concern kepada klub, tidak. Tidak hanya kepada klub tapi juga pemain,” tukasnya.
Kongres ini berlangsung satu hari dan dihadiri oleh ratusan peserta dari seluruh Indonesia. Mereka adalah peserta kongres, voters, dan para peninjau. Sebagai tuan rumah, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan pun menyambut baik digelarnya Kongres PSSI 2017 di Kota Bandung.
Aher mengatakan kongres tersebut sebagai tonggak sejarah bagi sepak bola Indonesia. Terlebih lagi dilaksanakan di Kota Bandung yang memiliki nilai sejarah dan telah berhasil memberikan perubahan bagi Indonesia maupun dunia.
“Mudah-mudahan kongres yang pertama ini kongres yang bersejarah. Kongres yang menghadirkan komitmen secara baik untuk kebangkitan sepak bola di Indonesia,” tutur Aher.
“Adalah sebuah tempat yang tepat dipilihnya Kota Bandung untuk menjadi acara pertama kongres di periode ini. Karena hal-hal besar selalu hadir di Kota Bandung. Mudah-mudahan semangat Bandung ini akan terus hadir dan kita akan menyaksikan PSSI dan persepakbolaan Indonesia – dengan kebangkitan yang diawali dari Kota Bandung, menjadi sepak bola yang terbaik di masa depan,” harap Aher.
Hal senada dilontarkan Ketua Umum PSSI Letjen TNI Edy Rahmayadi. Pria berusia 51 tahun kelahiran Sabang, Aceh ini berharap Jawa Barat sebagai tanah legenda mampu memberikan motivasi bagi kebangkitan sepak bola nasional. “Hawa Jawa Barat ini semoga menambah motivasi untuk persepakbolaan Indonesia,” ucap Edy.
Di bawah kepemimpinannya, Edy bertekad untuk mengejar ketertinggalan sepak bola Indonesia. Kongres ini akan dijadikan sarana untuk menyelesaikan permasalahan dan menetapkan program kerja PSSI setahun ke depan agar jadi panduan dalam membangun kembali kepercayaan masyarakat. “Kami berkokitmen penuh untuk mengejar ketertinggalan di kawasan Asia Tenggara, Asia dan dunia,” tandas Edy.
“Kongres PSSI 2017 merupakan titik awal dari kerja keras kita bersama untuk menyelesaikan permasalahan, menetapkan, serta mengesahkan program kerja agar jadi panduan kerja untuk satu tahun ke depan dalam membangun kembali kepercayaan masyarakat sepak bola,” tambahnya.
Melalui kongres tahunan ini, PSSI ingin mengangkat sepakbola Indonesia menjadi kebanggaan dan bisa mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan Indonesia di mata dunia. Hal ini sesuai dengan tag line Kongres PSSI 2017 yaitu “Profesional dan Bermartabat”.
Di lokasi kongres panitia juga menghadirkan PSSI Corner. Tempat ini menyajikan berbagai foto dan memori para Kapten Tim Nasional (Timnas) Indonesia dari masa ke masa, mulai dari Kapten Timnas yang sudah gantung sepatu hingga yang masih aktif. Turut hadir pada pembukaan PSSI Corner ini, yaitu Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto, Ponario Astaman, Bambang Pamungkas, Firman Utina, dan lainnya.